The Fire of Anger Resembles the Fires of Hell

May we never think that it is pleasant to oppress someone weaker than us.
Because,
Can be,
The person will repay our treatment more sadly, when he has a chance for it.
May we also not be nosy tasting how it feels when others take revenge against us.
Playing with someone's anger,
It's like playing with fire.
At first the fire seemed small.
But at once he will burn everything,
Blazing into a giant flame,
That can devour the entire contents of the building inside.
Without any pity,
As we hurt or injure her, it does not know mercy.
If we are unable to please the feelings and hearts of others,
We should not hurt other people.
Maybe now we are having fun with our actions that play around with other people's feelings,
Harassing others,
Do not acknowledge their feelings.
But when the time comes,
Where we are becoming weak,
Or when they are strong,
The day of vengeance will come to us.
We should take care of the feelings of others as we keep the lake's surface in order to remain calm without shock.
There is someone who is tolerant of the pain and injury he suffered from the treatment of others against him.
But not a few people who have a very minimal tolerance limit against the abuse of others.
You must have seen the surface of the calm sea,
Turning into a deadly wave like a tsunami,
Due to tectonic earthquakes below sea level.
Just like the feeling of being shaken or hurt,
Resulting in an overflow of anger in the form of emotion,
Deadly emotions.
Feelings of resentment,
Able to make someone even willing and desperate to hit the hell just for the sake of revenge.
If until now we still have fun doing all the oppression of other human feelings,
Or even make it as a toy object and a joke,
So stop immediately,
And immediately reflect,
How we have given birth to vengeful fires that can become big and burn us in the future.
Begin to learn to appreciate and respect the feelings of others,
Just as our soul wants to be valued and respected.
Vengeance, always horrible.
Do not wait until the day comes.

© HERY SHIETRA Copyright.

Semoga kita tidak pernah berpikir bahwa adalah menyenangkan menindas seseorang yang lebih lemah dari kita.
Karena,
Bisa jadi,
Orang itu akan membalas perlakuan kita secara lebih sadis, dikala ia memiliki kesempatan untuk itu.
Semoga kita juga tidak bersikap usil mencicipi bagaimana rasanya ketika orang lain membalas dendam terhadap kita.
Bermain dengan kemarahan seseorang,
Bagaikan sedang bermain dengan api.
Pada mulanya api itu tampak kecil.
Namun seketika ia akan membakar semuanya,
Berkobar menjadi nyala api raksasa,
Yang dapat menghanguskan seluruh isi bangunan didalamnya.
Tanpa mengenal belas kasihan,
Sebagaimana kita menyakiti hati atau melukai tubuhnya secara tidak mengenal belas kasihan.
Bila kita tidak mampu membahagiakan perasaan dan hati orang lain,
Hendaknya kita tidak melukai diri orang lain.
Mungkin kini kita bersenang-senang terhadap perbuatan kita yang mempermainkan perasaan orang lain,
Melecehkan orang lain,
Tidak mengakui perasaan mereka.
Tapi bila saatnya tiba,
Dimana kita sedang menjadi lemah,
Atau disaat mereka sedang kuat,
Hari pembalasan akan menjumpai kita.
Hendaknya kita menjaga perasaan orang lain sebagaimana kita menjaga permukaan air danau agar tetap tenang tanpa guncangan.
Ada seseorang yang toleran terhadap rasa sakit dan luka yang dideritanya akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Namun tidak sedikit pula seseorang yang memiliki batas toleransi yang sangat minim terhadap perlakuan sewenang-wenang orang lain.
Engkau pasti pernah melihat permukaan air laut yang tenang,
Berubah menjadi ombak yang mematik seperti tsunami,
Akibat gempa tektonik di bawah permukaan laut.
Sama seperti perasaan yang terguncang atau terluka,
Mengakibatkan kemarahan yang meluap dalam bentuk emosi,
Emosi yang mematikan.
Perasaan dendam,
Mampu membuat seseorang bahkan bersedia dan nekat untuk menerjang neraka hanya demi membalas dendam.
Bila hingga kini kita masih bersenang-senang melakukan segala penindasan terhadap perasaan manusia lainnya,
Atau bahkan menjadikannya sebagai objek mainan dan lelucon,
Maka hentikanlah segera,
Dan segeralah renungkan,
Betapa kita telah melahirkan api-api dendam yang dapat menjadi besar dan membakar kita dikemudian hari.
Mulailah untuk belajar menghargai dan menghormari perasaan orang lain,
Sebagaimana jiwa kita pun ingin dihargai dan dihormati.
Pembalasan dendam, selalu mengerikan.
Jangan tunggu sampai hari itu tiba.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.