Be Eaten by Words of Foolish

In this world, there are two types of people contrasting with one another.
There is a stupid man who commented and mocked foolishly with stupid ideas,
A fool smart ass.
And there a wise man with a wise attitude without judging, expressed opinions in a balanced and thoughtful and objective.
We do not need to take bother want to become dizzy or hear any slander or accusation fools who think smart and clever himself.
Because we do not need to take and eat the garbage thrown by dwarf minded folks.
There is no obligation for us to be fooled or dictated by fools minded dwarfs and blunt.
Listened and directives bonehead,
Tantamount to follow the road to disaster shown by various comments and throw the utterances of those blunt, which is simply patronizing blurting out comments.
We always have the right to hear, at the same time have the right to choose not to listen.
Another person may be entitled to speak as much as anything,
However, we still holds the right to ourselves to choose not to listen to speeches or slanderous garbage.
It is easy to judge and malign someone who was hit by the condition of the tip of the horn.
Such an attitude is a coward,
Because the fool exploit difficult conditions faced by victims hurl their smart-ass remark.
However, at the same time we need to rely on the power of our own critical thinking.
We need to start to be able to strengthen ourselves and think for ourselves.
When we know where we are right, we even need to fight the current majority of the sound waves.
The majority is not necessarily always true, that's the role of a critical attitude reasoning power.
Thinking over our own feet.
By doing so we will realize,
Who exactly is the fool who need to mock and patronized,
No other than the fool maker burst comment itself.
Fools follow the utterances of bonehead,
And was ingested by him.
Is a person who is more foolish than bonehead whom ingested by a burst of speech and comments of a fools.
We have brains over head that rests on our own feet,
This means that we have a right to think for ourselves,
Analyzing the condition and situation of ourselves that is likely not conscious or considered by those who made the comment upon us.
Bullhead only viewed based on the 'skin',
Seeing by his narrow perspective of vision,
There is no having the wisdom to understand and be sensitive to the conditions experienced by a person who commented upon.
A dwarf accustomed to reading the situation is narrow and shallow.
Following the blunt speech,
Even if it is the majority,
Equally meaning, throwing our potential reasoning mind power,
And be as stupid as that imbecile person.
In the event of a disaster on us,
As a result of ingested by those imbecile’s comments,
That fool be the most first time will escape from responsibility when requested.
That is, two times you have been fooled by an imbecile.
This is the fool that is more stupid than the stupid.
The wise men since the days of our ancestors,
Focused on the mind and reasoning power consideration of itself,
Not rely on what is said by others who do not necessarily have good motives towards us.

© HERY SHIETRA Copyright.

Di dunia ini, terdapat dua tipe manusia yang saling kontras satu sama lain.
Ada manusia tolol yang berkomentar dan mengolok secara tolol dengan pemikiran yang tolol,
Orang bodoh yang sok pintar.
Dan ada manusia bijak yang dengan sikap arif tanpa menghakimi, menyampaikan opini secara berimbang dan penuh pertimbangan serta objektif.
Kita tak perlu mengambil hirau ataupun mau menjadi pusing mendengar segala fitnah ataupun tuduhan orang-orang bodoh yang menganggap cerdas dan pandai dirinya sendiri.
Karena kita tak perlu mengambil dan memakan sampah yang dilempar oleh orang-orang berpikiran kerdil.
Tak ada kewajiban bagi kita untuk mau dibodohi ataupun didikte oleh orang-orang bodoh berpikiran kerdil dan tumpul.
Mendengarkan ucapan dan arahan orang dungu,
Sama artinya mengikuti jalan menuju petaka yang ditunjukkan oleh berbagai komentar dan lontaran ucapan-ucapan orang-orang tumpul yang dengan mudahnya melontarkan komentar menggurui.
Kita selamanya punya hak untuk mendengar, sekaligus punya hak untuk memilih untuk tidak mendengarkan.
Orang lain mungkin berhak untuk berbicara sebanyak apapun,
Namun kita tetap memegang hak atas diri kita sendiri untuk memilih tidak mendengarkan ucapan-ucapan ataupun fitnah sampah.
Adalah mudah menghakimi dan memfitnah seseorang yang sedang dilanda kondisi diujung tanduk.
Sikap demikian adalah pengecut,
Karena si dungu memanfaatkan kondisi sukar yang dihadapi korban lontaran ucapan sok pintar dirinya.
Namun, disaat bersamaan kita perlu bersandar pada daya kritis pemikiran kita sendiri.
Kita perlu memulai untuk mampu berdaya dan berpikir bagi diri kita sendiri.
Dikala kita tahu posisi kita benar, kita bahkan perlu untuk melawan arus gelombang suara mayoritas.
Mayoritas belum tentu selamanya benar, itulah peran daya nalar sikap kritis.
Berpikir diatas kaki kita sendiri.
Dengan demikian kita akan menyadari,
Siapa sebenarnya si dungu yang perlu untuk diolok dan digurui,
Tidak lain ialah si dungu pembuat lontaran komentar itu sendiri.
Orang bodoh mengikuti ucapan-ucapan orang dungu,
Dan termakan olehnya.
Adalah orang yang lebih bodoh dari orang dungu yang termakan oleh lontaran ucapan dan komentar orang-orang dungu.
Kita memiliki otak diatas kepala yang bertumpu diatas kaki kita sendiri,
Artinya kita berhak berpikir untuk diri kita sendiri,
Menganalisa kondisi dan situasi diri kita sendiri yang besar kemungkinan tidak disadari ataupun dipertimbangkan oleh mereka yang membuat komentar atas diri kita.
Orang dungu hanya melihat berdasarkan 'kulit',
Melihat dengan perspektif sempit penglihatannya,
Tiada memiliki kebijaksanaan untuk memahami dan peka terhadap kondisi yang dialami oleh seseorang yang dikomentarinya.
Orang kerdil terbiasa untuk membaca situasi secara sempit dan dangkal.
Mengikuti ucapan orang tumpul,
Sekalipun itu mayoritas,
Sama artinya membuang potensi daya nalar pikiran diri kita sendiri,
Dan menjadi sama bodohnya dengan si dungu itu.
Jika terjadi suatu petaka pada diri kita,
Akibat termakan oleh komentar si dungu,
Si dungu itulah yang paling pertama kalinya akan melarikan diri jika dimintai pertanggungjawaban.
Artinya, dua kali Anda telah dibodohi oleh seorang orang yang dungu.
Inilah si dungu yang lebih dungu dari orang dungu.
Orang-orang bijak sejak dari zaman nenek moyang kita,
Bertumpu diatas pikiran dan daya nalar pertimbangannya sendiri,
Bukan mengandalkan apa yang dikatakan oleh orang lain yang belum tentu memiliki motif yang baik terhadap diri kita.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.