Pilihan Ada di Tangan Kita Sendiri. The Choice is in Our Own Hands

What was not possible in the past,
Now it can be all that is possible.
The same law applies to the opposite,
What might have happened before,
Now it can be impossible.
Everything has a price we have to pay.
Let us try to think together.
A long time ago,
Long before the development of technology was known by the public,
To be able to exchange messages,
Someone must walk hundreds of kilometers,
And it takes days to just meet each other to chat with someone.
And, they, our predecessors and ancestors,
Can live that way,
For thousands of years,
And still can live happily and still be able to feel the pleasures of life.
But now,
When technology advances rapidly,
Where long-distance telecommunications technology was discovered and became such a popular trend,
Someone simply presses one button on their handheld device,
So even two people from a great distance,
Can exchange messages instantly and in the blink of an eye,
As if there were no more boundaries of space or time that limited the distance between the two of them.
But we must always remember the following message:
Everything has a price we have to pay.
When we are so dependent and attached to the sophistication of these technologies,
Even we feel it is better to choose to die than to live without these various sophisticated gadgets.
Maybe,
It is more appropriate to laugh at all these conditions of life,
Are our ancestors and predecessors,
Because even though their lives at that time were very difficult,
They can prove that they can survive and move on with life,
Without all dependence on advanced technology,
Also can still find happiness in life behind the simplicity of their lives.
When we hold something,
Then we actually release one of our hands which should be able to move freely.
When we let go of that grip,
Then we get a hand that can move freely.
That is what is called,
When we reach something we lose something,
And when we release something we get something.
The opposite principle also applies the same law,
When we let go of something,
Then there is the price we will get.
Do you know,
Why did Prince Sidharta Gaotama choose to renounce the throne, kingdom, power, even prosperity of life to live as a hermit who only had a robe of used cloth?
If you think Sidharta Gaotama lost something,
So you seem to be in a big mistake.
Sidharta Gaotama was later proven to get everything,
Perfect enlightenment,
Buddha,
Which means, has been enlightened.
Let go of all the burdens that you think are sophisticated, but burden yourself,
If you want to move more freely.
What will we achieve,
And what we will release,
The decision is in your own hands.

© HERY SHIETRA Copyright.

hery shietra Content Writer
Image by RIANA SHIETRA Copyright

Apa yang dahulu kala tidak mungkin,
Kini dapat saja semua itu menjadi mungkin terjadi.
Hukum yang sama juga berlaku untuk sebaliknya,
Apa yang dahulu mungkin terjadi,
Kini bisa saja menjadi mustahil.
Segala sesuatu ada harga yang harus kita bayarkan.
Mari coba kita renungkan bersama.
Dahulu kala,
Jauh sebelum perkembangan teknologi dikenal oleh masyarakat,
Untuk dapat saling bertukar pesan,
Seseorang harus berjalan kaki sejauh ratusan kilometer jaraknya,
Dan membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk dapat saling berjumpa untuk berbincang-bincang dengan seseorang.
Dan, mereka, para pendahulu, leluhur, serta nenek moyang kita,
Dapat hidup dengan cara seperti itu,
Selama ribuan tahun lamanya,
Dan tetap dapat hidup dengan bahagia dan tetap mampu merasakan kesenangan hidup.
Namun saat kini,
Ketika kemajuan teknologi berkembang pesat,
Dimana teknologi telekomunikasi jarak jauh ditemukan dan menjadi tren yang demikian populer,
Seseorang cukup menekan satu tombol pada perangkat genggam mereka,
Maka dua orang dari jarak yang jauh sekalipun,
Dapat saling bertukar pesan secara instan dan seketika,
Seolah tiada lagi batas sekat ruang maupun waktu yang membatasi jarak mereka berdua.
Namun kita harus senantiasa ingat pesan berikut:
Segala sesuatu ada harga yang harus kita bayar.
Ketika kita telah demikian bergantung dan melekat pada kecanggihan teknologi tersebut,
Bahkan kita merasa lebih baik memilih untuk mati daripada hidup tanpa berbagai gadget canggih tersebut.
Mungkin,
Yang lebih patut untuk tertawa melihat seluruh kondisi kehidupan semacam ini,
Adalah para leluhur dan para pendahulu kita,
Oleh sebab meski hidup mereka pada saat itu sangat sukar,
Mereka dapat membuktikan bahwa mereka dapat bertahan hidup dan selamat,
Tanpa segala ketergantungan pada teknologi canggih,
Juga tetap dapat menemukan kebahagiaan hidup dibalik kesederhanaan kehidupan mereka.
Ketika kita menggenggam sesuatu,
Maka kita sejatinya melepaskan satu tangan kita yang semestinya dapat bergerak bebas.
Ketika kita melepaskan genggaman itu,
Maka kita mendapatkan sebuah tangan yang dapat bergerak bebas.
Itulah yang disebut,
Ketika meraih sesuatu maka kita kehilangan sesuatu,
Dan ketika melepaskan sesuatu maka kita mendapatkan sesuatu.
Prinsip sebaliknya juga berlaku hukum yang sama,
Ketika kita melepaskan sesuatu,
Maka ada harga yang akan kita dapatkan.
Tahukah engkau,
Mengapa Pangeran Sidharta Gaotama memilih untuk melepaskan tahta, kerajaan, kekuasaan, bahkan kemakmuran hidup demi hidup sebagai seorang pertapa yang hanya memiliki sehelai jubah dari kain bekas?
Bila kau pikir Sidharta Gaotama kehilangan sesuatu,
Maka tampaknya engkau sedang keliru besar.
Sidharta Gaotama kemudian terbukti mendapatkan segala sesuatunya,
Mencapai pencerahan sempurna,
Buddha,
Yang artinya, telah tercerahkan.
Lepaskan segala beban yang kau pikir canggih, namun membebani dirimu itu,
Bila engkau ingin melangkah dengan lebih bebas.
Apa yang akan kita raih,
Dan apa yang akan kita lepaskan,
Keputusan ada di tanganmu sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.