Freedom That Does Not Liberate. Kebebasan yang Tidak Membebaskan

Freely free,
Not necessarily means free from feeling lazy, feeling greedy, or from feeling angry.
Become free freely,
It could be a fetter to other forms of invisible slavery.
As long as the so-called free is not free from our own defilements.
As an example,
Someone who is materially rich,
It might be possible to buy freedom from a court sentence,
Because he is able to buy law enforcement officers.
Someone who is politically strong,
It may be able to act as he pleases, without any significant obstacles,
Where no one dares to obstruct his steps to achieve what he wants and wants.
Someone who has an evil heart but has a strong physical or dangerous intelligence,
It is possible to be able to hurt the person he wants to harm without finding difficulty means to carry out his intention,
Because nothing can match the muscles or intelligence of the brain.
But we need to first make the right definition for what we call free and freedom.
To be free of boredom,
Does that mean we have to take away the joy of the life of other living beings?
To be pain free,
Does that mean we have to take away the calm of those around us?
To be free from hunger,
Does that mean we have to take food from someone else's plate?
Maybe we are free to act freely,
Think freely,
Speak freely,
Without limitation.
But will that freedom not harm us or others, in the end?
Free to hurt others,
This means that at the same time we have become slaves to our own vicious attitude.
Have we ever thought,
It might be such a false freedom,
Give the entrance by opening the door wide open to our own defilements.
Someone who has the freedom to eat whatever he likes,
As much as he wants,
It is probable that hunger and thirst will increase far more from day to day,
Imprisoned in the nature of dissatisfaction,
Demand more and more,
Increasingly gripped by a sense of greed,
Fooled by false freedom,
Infused by his own ignorance.
Freedom tends to corrupt.
Absolute freedom, corrupt absolutely.
Sometimes, freedom can be a bond that is more sticky than bars in prison.
Conversely,
Limitations make us able to be wiser and wiser,
Where we are forced to see things as they are,
Realizing that there is nothing worthy of attachment in this world,
And not to be fooled by our own defilements.
Limitations make us always feel the need to be introspective,
Be aware of ourselves.
Limitations make us difficult enough to harm ourselves or to harm others.
That's why,
A wise king,
Can not feel truly free as freely as possible,
So that he does not feel entitled to marry more than one wife.
Good king,
Keep limiting the contents of his mind and behavior in the corridor of morality,
Not deviating from the stronghold of morality in him.
Sometimes,
We must let go of the desire to be free without limits,
For the good of ourselves.
Strive to be in full power over ourselves,
Not in full power over others,
Is one step towards self-liberation,
Not freedom to act without limitation.
Free yourself from the bondage of defilements,
Free yourself from the chains of karma,
Free yourself from greed,
Free yourself from ignorance,
That is the true free essence.
Self-control is rooted in the will to control yourself,
Which means not allowing ourselves to be manipulated by the greed that is inside ourselves.
While the limitations themselves,
Is the most effective means to conquer our own defilements.
Limiting desires,
Same means not allowing greed to control ourselves.
Not free,
It means free.
Free,
That means being imprisoned.
Maybe what we need is not free,
But self-liberation, from the desire to be free as freely as possible.
This is not the end of everything,
But it is the beginning of everything.
As ironic as those who always intend to be free to control others,
But at the same time it fails to control itself,
Not free from his own defilements.

© HERY SHIETRA Copyright.

Bebas sebebas-bebasnya,
Belum tentu artinya bebas dari rasa malas, rasa tamak, maupun dari rasa marah.
Menjadi bebas sebebas-bebasnya,
Bisa jadi merupakan belenggu menuju perbudakan bentuk lain yang lebih tidak kasat mata.
Sepanjang, yang disebut dengan bebas tersebut bukanlah bebas dari kekotoran batin diri kita sendiri.
Sebagai contoh,
Seseorang yang kaya secara materi,
Mungkin saja bisa membeli kebebasan dari hukuman pengadilan,
Karena dirinya mampu membeli aparat penegak hukum.
Seseorang yang kuat secara politik,
Mungkin saja dapat bertindak sesuka hatinya tanpa hambatan berarti apapun,
Dimana tidak ada seorang pun yang berani untuk menghalangi langkahnya untuk mencapai apa yang ia inginkan dan kehendaki.
Seseorang yang memiliki hati yang jahat namun memiliki fisik yang kuat atau kecerdasan yang membahayakan,
Mungkin saja mampu untuk menyakiti orang yang hendak dicelakainya tanpa menemukan kesukaran berarti untuk melaksanakan niatnya,
Karena tiada yang mampu menandingi otot atau kecerdasan otaknya.
Namun kita perlu terlebih dahulu membuat definisi yang tepat untuk apa yang kita sebut sebagai bebas dan kebebasan.
Untuk menjadi bebas dari kebosanan,
Apakah artinya kita harus merampas kegembiraan hidup makhluk hidup lainnya?
Untuk menjadi bebas dari rasa sakit,
Apakah artinya kita harus merampas rasa tenang orang-orang di sekitar kita?
Untuk menjadi bebas dari rasa lapar,
Apakah artinya kita harus merampas makanan dari piring milik orang lain?
Mungkin saja kita bebas untuk bertindak sebebas-bebasnya,
Berpikir sebebas-bebasnya,
Berucap sebebas-bebasnya,
Tanpa batasan.
Namun apakah kebebasan tersebut tidak akan dapat mencelakai diri kita maupun orang lain, pada akhirnya?
Bebas menyakiti orang lain,
Artinya disaat bersamaan kita telah menjadi budak dari sikap buas diri kita sendiri.
Pernahkah terpikirkan oleh kita,
Mungkin saja kebebasan semu demikian,
Memberi jalan masuk dengan membuka pintu secara terbuka lebar bagi kekotoran batin diri kita sendiri.
Seseorang yang memiliki kebebasan untuk memakan apapun yang ia suka,
Sebanyak apapun yang ia mau,
Besar kemungkinan rasa lapar dan hausnya akan jauh lebih meningkat dari hari ke hari,
Terpenjara dalam sifat ketidakpuasan,
Menuntut lebih dan lebih banyak lagi,
Kian tercengkeram dalam rasa tamak dirinya sendiri,
Terkecoh oleh kebebasan semu,
Termakan oleh kebodohan batinnya sendiri.
Freedom tends to corrupt.
Absolute freedom, corrupt absolutely.
Terkadang, kebebasan dapat menjadi belenggu yang lebih lengket daripada jeruji di penjara.
Sebaliknya,
Keterbatasan membuat kita mampu bersikap lebih arif dan bijaksana,
Dimana kita dipaksa untuk melihat segala sesuatu secara apa adanya,
Menyadari tiada yang patut untuk dilekati di dunia ini,
Dan tidak terkecoh oleh kekotoran batin diri kita sendiri.
Keterbatasan membuat kita senantiasa merasa perlu untuk mawas diri,
Waspada terhadap diri kita sendiri.
Keterbatasan membuat kita cukup sukar untuk mencelakai diri sendiri ataupun untuk dapat menyakiti orang lain.
Oleh karena itulah,
Seorang raja yang bijaksana,
Tidak boleh merasa benar-benar bebas sebebas-bebasnya,
Sehingga dirinya tidak merasa berhak untuk menikahi lebih dari satu orang istri.
Raja yang baik,
Tetap membatasi isi pikiran serta perilakunya dalam koridor moralitas,
Tidak melenceng keluar dari benteng moralitas dalam dirinya.
Terkadang,
Kita harus melepaskan keinginan untuk bebas tanpa batasan,
Demi kebaikan diri kita sendiri.
Berupaya untuk menjadi berkuasa penuh terhadap diri kita sendiri,
Bukan berkuasa penuh terhadap diri orang lain,
Merupakan salah satu langkah menuju pembebasan diri,
Bukan kebebasan diri untuk bertindak tanpa batasan.
Membebaskan diri dari belenggu kekotoran batin,
Membebaskan diri dari belenggu rantai karma,
Membebaskan diri dari ketamakan,
Membebaskan diri dari kebodohan,
Itulah esensi bebas yang sejati.
Pengendalian diri berakar dari daya kontrol diri,
Yang artinya tidak membiarkan diri kita menjadi termanipulasi oleh sifat tamak yang ada di dalam diri kita sendiri.
Sementara keterbatasan itu sendiri,
Merupakan sarana yang paling efektif untuk menaklukkan kekotoran batin diri kita sendiri.
Membatasi keinginan,
Sama artinya tidak membiarkan sifat tamak mengendalikan diri kita.
Tidak bebas,
Artinya bebas.
Bebas,
Artinya terpenjara.
Mungkin yang kita butuhkan bukanlah bebas,
Namun pembebasan diri dari keinginan untuk bebas sebebas-bebasnya.
Hal demikian bukanlah akhir dari segalanya,
Namun merupakan awal dari segalanya.
Sama ironisnya dengan mereka yang selalu berniat untuk bebas mengendalikan orang lain,
Namun disaat bersamaan gagal untuk mengendalikan dirinya sendiri,
Tidak terbebas dari kekotoran batinnya sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.