Pack the Rottenness with a Beautiful Wrapper

Image by RIANA SHIETRA Copyright
Image by RIANA SHIETRA Copyright
Reality is never the same as fiction stories.
The fact is always bitter and painful,
No value at all.
That is why,
Several stories sold,
Always a story lifted from a fictional story,
Artificial figures and landscape,
Where good people always win and survive,
Where the bad guys always lose in the end,
Where two lovers will eventually meet again and live together to build their dreams,
Where a fighter will be able to free himself from colonialism,
Where friendships will stay awake all the time,
Where the world is filled with excitement and beauty,
Where as if justice is always ready to protect,
Where the law seems always ready to uphold the truth,
Where the world is portrayed as filled with joy and happiness,
Where evil people are told will awaken and become good people when he begins to worship God,
Where the various corners of the city is always colored by a festive party complete with dances and singing,
And if necessary against natural law where one is able to jump from the ten-storey building without any injury at all.
However,
When we look out of our home window,
We will return to reality,
The opposite reality of all the fictional stories that we every day swallow as self-entertainment.
Yes, nothing more than self-entertainment,
Entertain himself in this unfair world,
This disappointing world,
And a world full of evil.
Hunger everywhere,
Disease everywhere,
Crime everywhere.
In fact,
There is no guarantee for good people not to be hurt by others,
There is no guarantee not to lose by the bad guys,
There is no guarantee not to die from being harassed by bad guys,
There is no guarantee to survive even if you have worked hard,
There is no guarantee that the law will favor the victim or the right,
There is no guarantee not to be turned around the facts,
There is even no guarantee not to swallow up the disaster, in a row and insistently.
The fact is bitter,
Therefore, we often form a pseudo world,
Deceiving oneself through various myths such as the law of karma that has never been shown to be fair,
Where the bad guys just continue to enjoy victory after victory,
And the oppressed are increasingly oppressed until death becomes its ultimate fate.
That is why,
The stories of fiction are always more beautiful and more ideal,
Being salable by his fans,
Because the story is designed to move against reality.
The right to be guilty,
While the guilty became justified and even became seen as a hero,
That's the reality,
Always bitter.

© HERY SHIETRA Copyright.

Realita tidak pernah sama dengan kisah-kisah cerita fiksi.
Kenyataan selalu pahit dan menyakitkan,
Sama sekali tidak memiliki nilai jual.
Itulah sebabnya,
Berbagai kisah yang laku terjual,
Selalu merupakan cerita yang diangkat dari kisah fiksi rekaan,
Dengan tokoh-tokoh fiksi dan alam rekaan,
Dimana orang baik selalu menang dan selamat,
Dimana orang jahat selalu kalah pada akhirnya,
Dimana dua kekasih pada akhirnya akan bertemu kembali dan hidup bersama membangun impian mereka,
Dimana seorang pejuang akan mampu membebaskan dirinya dari penjajahan,
Dimana pertemanan akan tetap terjaga sepanjang masa,
Dimana dunia diliputi kegembiraan dan keindahan,
Dimana seakan keadilan selalu siap untuk melindungi,
Dimana hukum seakan selalu siap untuk menegakkan kebenaran,
Dimana dunia digambarkan sebagai penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan,
Dimana orang-orang jahat dikisahkan akan tersadarkan dan menjadi orang baik ketika dirinya mulai menyembah Tuhan,
Dimana berbagai sudut kota selalu diwarnai oleh pesta yang meriah lengkap dengan tari-tarian dan nyanyian,
Dan bila perlu melawan hukum alam dimana seseorang mampu meloncat dari gedung bertingkat sepuluh tanpa luka sedikitpun.
Namun,
Ketika kita melihat keluar dari jendela rumah kita,
Kita akan kembali pada realita,
Kenyataan yang berkebalikan dari seluruh kisah-kisah fiksi yang setiap hari kita telan sebagai hiburan diri.
Ya, tidak lebih dari hiburan diri,
Menghibur diri di tengah dunia yang tidak adil ini,
Dunia yang mengecewakan ini,
Dan dunia yang penuh dengan kejahatan ini.
Kelaparan dimana-mana,
Penyakit dimana-mana,
Kejahatan dimana-mana.
Pada kenyataannya,
Tiada jaminan bagi orang-orang baik untuk tidak disakiti oleh orang lain,
Tiada jaminan untuk tidak kalah oleh orang-orang jahat,
Tiada jaminan untuk tidak tewas akibat dicelakai oleh orang-orang jahat,
Tiada jaminan untuk mampu bertahan hidup sekalipun telah bekerja keras,
Tiada jaminan hukum akan memihak dirinya sebagai pihak yang benar,
Tiada jaminan untuk tidak diputar-balik fakta yang terjadi,
Bahkan tiada jaminan untuk tidak menelan musibah yang beruntun.
Kenyataan itu pahit,
Maka dari itu kita kerap membentuk dunia semu,
Menipu diri sendiri lewat berbagai mitos seperti hukum karma yang tidak pernah terbukti bersikap adil,
Dimana orang-orang jahat justru terus saja menikmati kemenangan demi kemenangan,
Dan orang-orang tertindas kian terus tertindas hingga kematian menjadi nasib akhirnya.
Itulah sebabnya,
Kisah-kisah fiksi selalu lebih indah dan lebih ideal,
Menjadi laku dari penggemarnya,
Karena kisahnya dirancang untuk bergerak berlawanan dengan kenyataan.
Yang benar menjadi bersalah,
Sementara yang bersalah menjadi dibenarkan dan bahkan menjadi dipandang sebagai pahlawan,
Itulah realita,
Selalu pahit adanya.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.