Sacrifice and Revolution Without Bloodshed

In your opinion,
Whether a revolution and a sacrifice,
Should always be colored bloody and dramatic bloodshed?
Independence colored by compromise and peace,
Is not it much more beautiful and more ideal than a colossal fierce battle full of murder and bloodshed?
It is true that,
Independence based on the results of compromise and peace,
Not worthy of being picked up and played as a movie story that can make big profits to play in the cinema,
Because the plot is not dramatic at all,
Not phenomenal,
Not stressful,
Not touching,
Not thrilling,
Not stressful,
Not terrible,
Not colored explosive scenes or mass troop wars,
Nor was there a cry or a groan.
But how much life sacrifice has to be paid for an independence resulting from such a bloody revolution?
As well as,
A mediator is always superior to a lawyer.
Why is that?
Because a mediator seeks peace between the conflicting parties,
To then agree with each other and make peace with each other,
To even establish friendships in the future.
Unlike a lawyer,
Which if necessary will make the more tangled and the more dramatic the dispute that occurs between the client and his opponent.
The more turbid the problems and circumstances that occur,
The more happy the lawyer is.
The success of a mediator,
It is located when the mediator succeeds in resolving the parties' dispute through discussion, compromise, and peace-building.
Instead,
The success of a lawyer,
It is when he thoroughly drops and overthrows the opponent of the client he defends,
If it is necessary to kill an opponent from his client,
Even if it requires bloodshed.
A true teacher,
It does not require a sword to conquer his opponents,
But facing every hostility,
Through discussion and noble teachings.
A noble teacher,
Never choose a path or violent means to conquer their opponents,
But through the guidance and practice of love.
It is certain to reach an agreement in the negotiations,
Each side must be willing to retreat one step,
Compromise,
And shake hands at the end.
Choose to be friends together,
Rather than being an enemy and an eternal enemy,
That's bloody.
That is what the Buddha later mentioned as,
Sacrifice and revolution without bloodshed.

© HERY SHIETRA Copyright.

Menurut pendapatmu,
Apakah sebuah revolusi dan pengorbanan,
Harus selalu diwarnai pertumpahan darah yang dramatis dan berdarah-darah?
Kemerdekaan yang diwarnai kompromi dan perdamaian,
Bukankah jauh lebih indah dan lebih ideal daripada pertarungan sengit kolosal penuh pembunuhan dan pertumpahan darah?
Betul bahwa,
Kemerdekaan hasil kompromi dan perdamaian,
Tidak layak diangkat sebagai kisah film yang dapat mencetak keuntungan besar untuk diputar di bioskop,
Karena alur ceritanya sama sekali tidak dramatis,
Tidak fenomenal,
Tidak menegangkan,
Tidak mengharukan,
Tidak mendebarkan,
Tidak menegangkan,
Tidak mengerikan,
Tidak diwarnai adegan ledakan ataupun peperangan pasukan secara massal,
Juga tidak diwarnai tangisan ataupun rintihan.
Namun berapa banyak pengorbanan nyawa harus dibayarkan untuk sebuah kemerdekaan hasil revolusi berdarah semacam itu?
Sama halnya,
Seorang mediator selalu lebih unggul dari seorang pengacara.
Mengapa demikian?
Karena seorang mediator mengupayakan perdamaian antara para pihak yang saling bertikai,
Untuk kemudian saling bersepakat dan berdamai satu sama lain,
Untuk bahkan menjalin relasi pertemanan dikemudian hari.
Berbeda dengan seorang pengacara,
Yang jika perlu akan membuat kian kusut dan kian dramatis sengketa yang terjadi antara sang klien dan lawannya.
Semakin keruh permasalahan dan keadaan yang terjadi,
Kian merasa senang sang pengacara.
Keberhasilan seorang mediator,
Ialah terletak saat sang mediator berhasil menyelesaikan pertikaian para pihak lewat diskusi, kompromi, serta berujung perdamaian.
Sebaliknya,
Keberhasilan seorang pengacara,
Ialah ketika dirinya secara telak menjatuhkan dan menjungkalkan pihak lawan dari klien yang dibelanya,
Jika perlu mematikan lawan dari kliennya,
Sekalipun bila membutuhkan pertumpahan darah.
Seorang guru sejati,
Tidak membutuhkan pedang untuk menaklukkan lawan-lawannya,
Namun menghadapi setiap permusuhan,
Lewat diskusi dan ajaran-ajaran mulianya.
Seorang guru yang mulia,
Tidak pernah memilih jalan atau cara-cara kekerasan untuk menaklukkan lawan-lawan mereka,
Namun lewat bimbingan serta praktik cinta kasih.
Tentulah untuk mencapai suatu kesepakatan dalam perundingan,
Masing-masing pihak harus bersedia untuk mengalah mundur satu langkah,
Berkompromi,
Dan saling berjabat tangan pada akhirnya.
Memilih untuk bersama-sama menjadi kawan,
Ketimbang menjadi lawan dan musuh abadi,
Yang berdarah-darah.
Itulah yang kemudian disebutkan oleh Sang Buddha sebagai,
Pengorbanan dan revolusi tanpa pertumpahan darah.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.