JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Anger is Not a Justification for Ourselves to Harm Others

Should anger and rage within us,
Not to close the door of our common sense.
Anger has the ability to hijack our healthy thinking.
We may be angry at someone,
But our way to anger,
Must be in the right way,
With proportional anger,
And by not hurt ourselves.
We must not behave arbitrarily in the name of anger,
Then feel entitled to act arbitrarily against the person.
Though angry,
We must keep our conscious and healthy minds,
At least leaves room for our common sense to go on living.
If not,
Then we will not realize,
That it may be that our true self has been guilty,
Or even scolding and hurting and innocent people.
When it got really happen by ourselves, against others,
Then we will in turn only regret our own deeds.
Anger is not a justification for us to hurt that person.
Failure to see things proportionally,
Nor is our failure to behave and respond proportionately,
Will bring unhealthy bad effects,
Even destructive,
For ourselves as well as for others.
We need to keep opportunities open,
That it may be that we ourselves have done the wrong thing,
Without a possibility we ourselves are the most wrong and most worthy to blame.
It is true that the person who hurt us is a bad person,
But we do not have to do evil to ourselves,
By making our lives ridden by anger,
So no longer able to think in a healthy way.
Common sense has always never been in line with feelings.
Feelings do not use rational thinking,
But more often to the irrational attitude,
Therefore reason can not be subject to impulses or feelings that are not guided by consideration of rational thought.
It is natural,
When good people are good.
Just as natural,
If there are bad people who harm others,
Or even harm us.
But the most importantly,
It is our treatment of ourselves.
We can not control the bad guys to no longer do evil.
But at least,
We need to practice a loving attitude toward ourselves.
That alone is enough,
The rest of the affairs of the bad guys,
They were about to dig a grave to go to hell,
So that's not our business.
Is not that so?

© HERY SHIETRA Copyright.

Hendaknya rasa marah dan kemarahan dalam diri kita,
Tidak sampai menutup pintu akal sehat kita.
Kemarahan memiliki kemampuan untuk membajak cara kerja berpikir sehat kita.
Kita boleh saja marah pada seseorang,
Namun cara kita untuk marah,
Haruslah dengan cara-cara yang benar,
Dengan kemarahan yang proporsional,
Serta dengan tidak menyakiti diri kita sendiri.
Kita tidak boleh secara sewenang-wenang mengatasnamakan kemarahan,
Lalu merasa berhak untuk bersikap seenaknya terhadap orang tersebut.
Sekalipun marah,
Kita harus tetap menjaga kesadaran dan pikiran sehat kita,
Setidaknya menyisakan ruang bagi akal sehat kita untuk terus hidup.
Bila tidak,
Maka kita tidak akan menyadari,
Bahwa bisa saja diri kita yang sebenarnya telah bersalah,
Atau bahkan memarahi dan menyakiti dan orang yang tidak bersalah.
Bila itu sampai benar-benar terjadi oleh diri kita terhadap orang lain,
Maka kita pada gilirannya hanya akan menyesali perbuatan kita sendiri.
Kemarahan bukanlah justifikasi bagi kita untuk menyakiti orang tersebut.
Kegagalan untuk melihat segala sesuatu secara proprosional,
Maupun kegagalan kita untuk bersikap dan memberi respon secara proporsional,
Akan membawa dampak buruk yang tidak sehat,
Bahkan destruktif,
Bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Kita perlu tetap membuka peluang,
Bahwa bisa jadi, kita sendiri yang sebenarnya telah berbuat keliru,
Tanpa tertutup kemungkinan diri kita sendirilah yang paling keliru dan paling patut untuk disalahkan.
Betul bahwa orang yang menyakiti kita adalah orang yang jahat,
Namun kita tidak perlu ikut berbuat jahat terhadap diri kita sendiri,
Dengan cara membuat hidup kita dikuasai amarah,
Sehingga tidak lagi mampu berpikir secara sehat.
Akal sehat selalu tidak pernah sejalan dengan perasaan.
Perasaan tidak menggunakan cara berpikir rasional,
Namun lebih sering kepada sikap irasional,
Oleh karenanya akal sehat tidak boleh tunduk kepada dorongan hati ataupun perasaan yang tidak dibimbing oleh pertimbangan pemikiran yang rasional.
Adalah wajar,
Bila orang baik beruat baik.
Sama wajarnya,
Bila ada orang jahat yang menjahati orang lain,
Atau bahkan menjahati kita.
Namun yang terpenting,
Ialah perlakuan kita terhadap diri kita sendiri.
Kita tidak dapat mengendalikan orang-orang jahat itu untuk tidak lagi berbuat jahat.
Namun setidaknya,
Kita perlu melatih sikap penuh kasih terhadap diri kita sendiri.
Itu saja sudah cukup,
Selebihnya urusan orang-orang jahat tersebut,
Mereka hendak menggali lubang kubur untuk masuk neraka,
Maka itu bukanlah urusan kita.
Bukankah begitu adanya?


© Hak Cipta HERY SHIETRA.