JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

A Short Story Tale about Liberation

Every day,
In the morning we have to get up to go to work,
Or to go to school,
To then go home in the afternoon or at night.
The next day,
The same ritual we always repeat,
The same ritual we will always face.
But never questioned by you,
What is that all about?
Every day,
From morning till the following morning,
We are required to always worship and praise God,
As taught by our predecessors,
A ritual that we must live every day,
Although we never ask to be born into this world,
Or maybe we will choose never to be born into this world if we may choose.
But never questioned by you,
What is all this about?
Everyday,
We must make hope,
Accepting the disappointment,
Suffering and shedding tears,
Grieving,
Wanting happiness,
Remembering the fun,
Dreaming dreams that seem farther,
Play and be played,
Pursuing and trailing,
Run,
Sit,
Sleeping in a tired,
Frustration due to limitations and self-inadequacies,
Angered by unfair treatment,
Upset about being harassed,
And constantly,
Repeatedly,
We go through the same series of rituals,
Like a chess piece on the stage of life.
However,
Never questioned by us,
What are all the rituals for?
Like a mountaineer,
Bother climbing to the top of the mountain,
To then return struggled to get down the mountain.
Before then,
Again repeating the same ritual,
Hiking,
Just to move back down.
As much as any mountain we have climbed and conquered,
Nonetheless,
We are tightly bound by suffering,
Pain, get old, and die.
It could be that we are able to buy tickets for every day flying around the world.
However,
As much as anything we can revolve around the world,
We remain bound by the suffering of life.
Why?
Because we are so attached to the ritual of life.
That is why,
The Buddha once advised,
That the exemption can only be realized,
By those who have realized, that the ritual will never be able to liberate.
By breaking away from attachment to the mundane,
That's liberation.

© HERY SHIETRA Copyright.

Setiap hari,
Pada paginya kita harus bangun untuk berangkat kerja,
Atau untuk berangkat sekolah,
Untuk kemudian pulang pada sore atau pada malam harinya.
Keesokan harinya,
Ritual yang sama selalu kita ulangi,
Riual yang sama selalu akan kita hadapi.
Namun pernahkan dipertanyakan olehmu,
Untuk apakah semua itu?
Setiap hari,
Dari pagi hingga pagi hari berikutnya,
Kita dituntut untuk selalu menyembah dan memuja-muji Tuhan,
Sebagaimana diajarkan oleh para pendahulu kita,
Ritual yang harus kita jalani setiap harinya,
Meskipun kita tidak pernah meminta dilahirkan ke dunia ini,
Atau mungkin kita akan memilih untuk tidak pernah dilahirkan ke dunia ini bila boleh memilih.
Namun pernahkan dipertanyakan olehmu,
Untuk apakah semua ini?
Setiap harinya,
Kita harus membuat harapan,
Menerima kekecewaan,
Menderita dan mengucurkan air mata,
Berduka,
Menginginkan kebahagiaan,
Mengenang kesenangan,
Mengimpikan impian yang tampak semakin jauh,
Bermain dan dipermainkan,
Mengejar dan tertinggal,
Berlari,
Duduk,
Tertidur dalam letih,
Rasa frustasi akibat keterbatasan dan ketidakamampuan diri,
Marah akibat diperlakukan tidak adil,
Kesal akibat dilecehkan,
Dan terus-menerus,
Secara berulang-ulang,
Kita melalui serangkaian ritual yang sama,
Bagaikan bidak catur diatas panggung kehidupan.
Namun,
Pernahkan dipertanyakan oleh kita,
Untuk apakah semua ritual itu kita jalani?
Bagaikan seorang pendaki gunung,
Bersusah payah mendaki hingga ke puncak gunung,
Untuk kemudian kembali bersusah payah untuk turun gunung.
Sebelum kemudian,
Kembali mengulangi ritual yang sama,
Mendaki,
Hanya untuk kembali bergerak turun.
Sebanyak apapun gunung telah kita daki dan taklukkan,
Tetap saja,
Kita diikat erat oleh penderitaan,
Sakit, menjadi tua, dan kematian.
Bisa jadi kita mampu membeli tiket untuk setiap harinya terbang mengelilingi dunia.
Namun,
Sebanyak apapun kita mampu berputar mengelilingi dunia,
Kita tetap terikat erat oleh penderitaan hidup.
Mengapa?
Karena kita telah demikian melekat erat pada ritual kehidupan.
Itulah sebabnya,
Sang Buddha pernah berpesan,
Bahwa pembebasan hanya dapat direalisasi,
Oleh mereka yang telah menyadari, bahwa ritual tidak akan pernah dapat membebaskan.
Dengan melepaskan diri dari kemelekatan pada hal duniawi,
Itulah pembebasan.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Iklan Official jeniushukum.com : MATHEMATICS SPECIALIST. Tutor by Mr. Wendy Agustian (Since 1998)

Teaching Mathematics is to teach the students Mathematical concepts, not memorization!

Menyediakan Jasa Kursus Privat & Group Pelajaran Matematika SD, SMP, SMU bagi Siswa di Jakarta, Tangerang, dan Sekitarnya. Kurikulum Lokal maupun Internasional.

Untuk Pendaftaran Murid, Portofolio Kompetensi Mengajar, maupun Kerja Sama, Hubungi: E-Mail : mathematics.specialist.id@gmail.com WA : (+62) 08788-7835-223.

Mathematics Specialist was established in 1998 by Mr. Wendy when he was 15. This is a private tuition that runs by Mr. Wendy himself as sole teacher. He has deep understanding about Mathematics for Primary up to Junior College and Foundation Studies (Grade 1 up to 12), mastering multiples curriculums of Mathematics.

Mathematics for Commerce (Math-C) and Science (Math-S) within UNSW Foundation Studies (UFS) in Indonesia. "Most of the students I handle are not aware of this at all. So for the students who are intended to take UNSW Foundation Studies in Indonesia, if you have questions, do not hesitate to ask. It will be best to prepare yourself way earlier before you really start the program, because it is nearly impossible to form or fix the basics when it has been started."

[NOTE : Pelafalan huruf vokal "e" pada nama Bapak W(e)ndy Agustian, diucapkan sebagaimana pelajafan "e" dalam kata "kepada", bukan "e" pada kata "sen".]

Iklan Resmi di atas telah diverifikasi otentikasinya oleh SHIETRA & PARTNERS.