JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Natural Beauty

There is a young girl,
Which has a natural beauty.
Himself does not need any cosmetics to beautify his face.
Facial condition as it is,
Has revealed the beauty and natural beauty.
On the contrary,
There are also many among women,
The only capable of displaying facial beauty,
Through thick cosmetic polish, to resemble a mask.
When the girl does not wear any cosmetics,
Then no beauty looks from his face.
Natural beauty,
Is a self-beauty what it is,
A beauty that does not rely on any artificial beauty.
There are also,
Someone who always speaks a word full of wisdom,
Always speak sweet,
Make the impression that he is full of consideration,
Even feel entitled to advise, lecture, and patronize others.
But all that is just a fake make-up.
Because he was not as wise as he was.
Those who live through polish,
Despite successfully creating a self-image as a wise man,
But all that is false,
In order to deceive others about the original character of him.
Although,
Himself not at all wise,
Or even the other way around,
Rotten completely.
The question is,
Why do not we advise ourselves to be wise?
Why do not we decide to really be a wise man,
Not just talking full of wisdom,
Or just make the impression that we are wise people?
Why we choose just to be good at making the impression as a wise man,
But let the character of self remain as a bad human?
Natural body beauty,
It is an irreversible state.
But the beauty of the character,
Fully becoming the freedom of our lives to choose,
Whether to live as a good-hearted person,
Or is it a bad mentality.
Is not by using the image polish,
We are actually lying to ourselves and at the same time fooling ourselves?
Is not it really tiring,
If we always have to rely on cosmetic polish to beautify themselves,
Or must always rely on wisdomful utterances just to make the impression of being a wise man.
People who really know who you are,
Will know who you really are.
If we only rely on artificial polish,
While the internal character of ourselves is not at all consistent with what we say,
So at that moment,
They will say,
What a hypocrite we are.
For what,
We are constantly deceiving others and deceiving ourselves?
Why are we able to be busy advising others, while we never want to be as diligent to advise ourselves?

© HERY SHIETRA Copyright.

Ada seseorang gadis muda,
Yang memiliki kecantikan natural.
Dirinya tidak membutuhkan kosmetik apapun untuk mempercantik wajahnya.
Kondisi wajah apa adanya,
Sudah menampakkan keindahan dan kecantikan secara alami.
Sebaliknya,
Terdapat juga banyak diantara kalangan kaum wanita,
Yang hanya mampu menampilkan kecantikan wajah,
Lewat polesan kosmetik yang tebal, hingga menyerupai topeng.
Ketika sang gadis tidak mengenakan kosmetik apapun,
Maka tidak tampak kecantikan apapun dari wajahnya.
Kecantikan natural,
Adalah sebuah kecantikan alami,
Kecantikan yang tidak mengandalkan kecantikan buatan apapun.
Ada juga,
Seseorang yang selalu bertutur kata penuh kebijaksanaan,
Selalu berbicara manis,
Membuat kesan seolah-olah dirinya penuh pertimbangan,
Bahkan merasa berhak untuk menasehati, menceramahi, dan menggurui orang lain.
Namun semua itu hanyalah polesan yang dibuat-buat.
Karena dirinya sama sekali tidak sebijaksana sebagaimana ucapannya.
Mereka yang hidup lewat polesan,
Meski berhasil membuat citra diri sebagai orang bijak,
Namun semua itu adalah palsu,
Guna mengelabui orang lain mengenai karakter asli dari dirinya.
Meski,
Dirinya sama sekali tidak bijaksana,
Atau bahkan sebaliknya,
Busuk sepenuhnya.
Pertanyaannya ialah,
Mengapa kita tidak menasehati diri kita sendiri agar benar-benar menjadi bijaksana?
Mengapa kita tidak memutuskan untuk benar-benar menjadi orang bijaksana,
Bukan sekadar berbicara penuh kebijaksanaan,
Atau sekadar membuat kesan bahwa diri kita adalah orang bijaksana?
Mengapa kita memilih hanya untuk pandai membuat kesan sebagai orang bijaksana,
Namun membiarkan karakter diri tetap sebagai manusia buruk?
Kecantikan tubuh yang alami,
Adalah sebuah keadaan yang tidak dapat diubah.
Namun kecantikan karakter,
Sepenuhnya menjadi kebebasan hidup kita untuk memilih,
Apakah akan hidup sebagai seseorang berhati baik,
Ataukah sebagai seseorang bermental buruk.
Bukankah dengan memakai polesan citra,
Kita sejatinya sedang membohongi diri sendiri dan sekaligus membodohi diri kita sendiri?
Bukankah sungguh meletihkan,
Bila kita selalu harus mengandalkan polesan kosmetik untuk mempercantik diri,
Atau harus selalu bergantung pada ucapan-ucapan penuh kebijaksanaan hanya untuk membuat kesan sebagai seseorang yang bijaksana.
Orang-orang yang betul-betul mengenal siapa dirimu,
Akan tahu siapa dirimu sebenarnya.
Jika kita hanya mengandalkan polesan buatan,
Sementara karakter internal diri kita sama sekali tidak konsisten dengan apa yang kita ucapkan,
Maka pada momen itulah,
Mereka akan berkata,
Betapa munafik diri kita.
Untuk apakah,
Kita terus-menerus menipu orang lain dan membohongi diri kita sendiri?
Mengapa kita mampu untuk sibuk menasehati orang lain, sementara kita tidak pernah mau sama rajinnya untuk menasehati diri kita sendiri?


© Hak Cipta HERY SHIETRA.