How Unforgivable

We should not blame the leaves that always fall every day,
Because we should begin to realize, from where the oxygen we've been breathing, comes from.
It is unforgivable,
Someone who only dares to hurt the good-hearted and helpless people.
Really unforgivable,
A teacher who sets a bad example for his students.
It is unforgivable,
Parents who make a bleak future of their own children.
How unforgivable,
Someone who fills his stomach by stealing someone else's food.
How unforgivable,
Someone who feels the right to sacrifice other people's lives,
Just for the sake of his own life.
Very unforgivable,
Someone who feel most entitled to feel right,
While others can only always be wrong.
It would be very unforgivable,
Someone who likes to do evil,
Then hoping for the abolition of sins,
Even expect to enter paradise.
Nor is it unforgivable,
A thief who shouted at his victim, as a thief.
It is also unforgivable,
When we hurt, abandoned, did not nurture, even destroy ourselves.
Equally unforgivable,
When we go back even keep repeating the same mistakes.
We can only apologize to ourselves,
When we waste our youth.
We can only demand and sue ourselves,
When we are now in time must pick the fruit of bad karma results from our own deeds.
We can only pity ourselves,
When we just laze while our competitors continue to move forward at full speed.
We can only laugh at ourselves,
When we are drowned by our shallow and superficial way of thinking.
We can only insult ourselves,
When we fail to make the most important decisions in our lives.
We can only dream,
When we never take action or risk.
And, in return,
We have the right to love and care for ourselves,
When we succeed to take responsibility for ourselves.
Hate ourselves,
It's easy.
However,
We really need to study hard,
To be able to truly love and care for ourselves painstakingly, patiently.

© HERY SHIETRA Copyright.

Hendaknya kita tidak menyalahkan daun-daun yang selalu berguguran setiap harinya,
Karena semestinya kita mulai menyadari, dari mana oksigen yang selama ini kita hirup, berasal.
Adalah tidak termaafkan,
Seseorang yang hanya berani untuk menyakiti orang-orang yang berhati baik dan tidak berdaya.
Sungguh tidak termaafkan,
Seorang guru yang memberikan teladan yang tidak baik bagi para murid-muridnya.
Sangatlah tidak termaafkan,
Orangtua yang membuat suram masa depan anak-anak mereka sendiri.
Betapa tidak termaafkan,
Seseorang yang mengisi perutnya dengan cara mencuri makanan milik orang lain.
Alangkah tidak termaafkan,
Seseorang yang merasa berhak untuk mengorbankan hidup orang lain,
Hanya demi kepentingan hidupnya sendiri.
Sangat tidak termaafkan,
Seseorang yang merasa paling berhak untuk merasa benar,
Sementara orang lain hanya bisa untuk selalu salah.
Akan sangat tidak termaafkan,
Seseorang yang gemar berbuat kejahatan,
Kemudian mengharap penghapusan dosa,
Bahkan mengharap masuk surga.
Juga tidaklah termaafkan,
Seseorang maling yang justru meneriaki korbannya, sebagai maling.
Adalah pula tidak termaafkan,
Ketika kita menyakiti, menelantarkan, tidak merawat, bahkan merusak diri kita sendiri.
Sama tidak termaafkannya,
Ketika kita kembali bahkan terus mengulang-ulang kesalahan yang sama.
Kita hanya dapat meminta maaf kepada diri kita sendiri,
Ketika kita menyia-nyiakan masa muda kita.
Kita hanya dapat menuntut dan menggugat diri kita sendiri,
Ketika kita kini pada waktunya harus memetik buah karma buruk hasil dari perbuatan kita sendiri.
Kita hanya dapat mengasihani diri kita sendiri,
Ketika kita hanya bermalas-malasan sementara para kompetitor kita terus bergerak maju dengan kecepatan penuh.
Kita hanya dapat menertawakan diri kita sendiri,
Ketika kita tenggelam oleh cara berpikir kita yang dangkal.
Kita hanya dapat menghina diri kita sendiri,
Ketika kita gagal untuk mengambil keputusan paling penting dalam hidup kita.
Kita hanya dapat bermimpi,
Ketika kita tidak pernah mau mengambil aksi maupun resiko.
Dan, sebagai imbalannya,
Kita berhak untuk mengasihi dan menyayangi diri kita sendiri,
Ketika kita berhasil untuk bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Membenci diri kita sendiri,
Adalah hal yang mudah.
Namun,
Kita sungguh-sungguh perlu belajar dengan keras,
Untuk mampu benar-benar mencintai dan merawat diri kita sendiri secara telaten, penuh kesabaran.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.