Someone Who is Most Pitiable

In your opinion,
Are bad people worthy of pity?
No.
Is the person stricken by disaster, pitiable?
Not really.
Why?
When the wicked do evil,
Do they pity their victims?
Never.
When the bad karma in turn bear on the perpetrators themselves,
So is not that what they should pick?
When the wicked do evil,
They do it with pleasure and joy.
Then,
When bad karma due to their bad deeds, now bears fruit,
Making their lives so miserable and sad,
Now they can only cry and cry out in pain.
Are they worthy of pity?
Why do they not pity their own lives by not doing evil?
If they do not care about themselves,
So, why should we be concerned about the bad guys?
If they deserve to be given compassion and pity,
Why do they choose to be bad people and do evil with joy?
Hurt others,
It will only deserve to be hurt as a fruit of karma that they themselves have planted.
If they are really worthy of pity,
Why do not they start pitying themselves by not doing evil?
Fooled by a false belief, named the abolition of sins,
Someone easily does evil,
Assuming that the crimes he has committed will be cleansed through the ritual of forgiveness of sins.
Do you think,
Is someone like that,
Worth and deserves to be pitied?
Do you think,
Is someone like that,
Necessary and appropriate to coexist with us in heaven?
If someone really pity his life,
Why did not he begin to plant many virtuous deeds,
Helping many beings,
It does not hurt any creature,
And start an introspective practice?
Someone who does evil,
It means that he himself has chosen to drown and fall into the abyss of suffering.
Every deed,
Good deeds and bad deeds,
It has its own consequences.
The Buddha taught,
In order for us to have the spirit of knight and gentlemen,
Recognizing the mistakes we have made as mistakes,
As it is,
And dare to face and bear the responsibility.
Not run in a false concept called the abolition of sin.
Therefore,
We become adults and begin to learn to be responsible for each of our own words, behavior, and thoughts.
That's how we feel sorry for ourselves.
No one can really save us,
As long as ourselves dig a grave for ourselves.
If we now live in suffering,
Then we can only pity ourselves,
It does not require other people to feel sorry for us.

© HERY SHIETRA Copyright.

Menurut pendapatmu,
Apakah orang jahat patut dikasihani?
Tidak.
Apakah orang yang tertimpa musibah, patut dikasihani?
Tidak juga.
Mengapa?
Ketika orang jahat berbuat kejahatan,
Apakah mereka mengasihani korban mereka?
Tidak.
Ketika karma buruk pada gilirannya berbuah pada diri sang pelaku kejahatan,
Maka bukankah itu yang patut mereka petik?
Ketika orang jahat berbuat jahat,
Mereka melakukannya dengan senang dan gembira.
Maka,
Ketika karma buruk akibat perbuatan buruk mereka, kini berbuah,
Membuat hidup mereka demikian menderita dan menyedihkan,
Kini mereka hanya dapat menangis dan menjerit kesakitan.
Apakah mereka patut dikasihani?
Mengapa mereka tidak mengasihani hidup mereka sendiri dengan tidak berbuat kejahatan?
Bila diri mereka sendiri tidak perduli terhadap diri mereka sendiri,
Lantas, untuk apa kita menaruh prihatin pada orang-orang jahat tersebut?
Jika mereka layak untuk diberikan welas asih dan rasa kasihan,
Mengapa mereka memilih untuk menjadi orang jahat dan melakukan berbagai kejahatan dengan gembira?
Menyakiti orang lain,
Hanya akan layak disakiti sebagai buah karma yang telah mereka sendiri tanam.
Bila mereka benar-benar patut dikasihani,
Mengapa mereka tidak memulai mengasihani diri mereka sendiri dengan tidak berbuat jahat?
Terkecoh oleh keyakinan semu, bernama penghapusan dosa,
Seseorang dengan mudahnya berbuat jahat,
Dengan asumsi bahwa kejahatan-kejahatan yang telah diperbuatnya akan dibersihkan lewat ritual pengampunan dosa.
Menurutmu,
Apakah seseorang semacam demikian,
Patut dan layak untuk dikasihani?
Menurutmu,
Apakah seseorang semacam demikian,
Layak dan patut untuk hidup berdampingan dengan kita di surga?
Bila seseorang betul-betul mengasihani hidupnya,
Mengapa ia tidak memulai untuk banyak menanam perbuatan bajik,
Menolong banyak makhluk,
Tidak menyakiti makhluk apapun,
Dan memulai praktik mawas diri?
Seseorang yang berbuat jahat,
Artinya ia sendiri yang telah memilih untuk tenggelam dan jatuh dalam jurang derita.
Setiap perbuatan,
Perbuatan baik maupun perbuatan buruk,
Memiliki konsekuensinya sendiri.
Sang Buddha mengajarkan,
Agar kita berjiwa ksatria dan gentlement,
Mengakui kesalahan yang telah kita lakukan sebagai kesalahan,
Apa adanya,
Dan berani untuk menghadapi dan menanggung tanggungjawabnya.
Bukan lari dalam konsep semu bernama penghapusan dosa.
Dengan demikian,
Kita menjadi dewasa dan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas setiap ucapan, perilaku, dan pikiran kita sendiri.
Demikianlah cara kita mengasihani diri kita sendiri.
Tiada orang yang benar-benar dapat menyelamatkan kita,
Sepanjang diri kita sendiri yang menggali lubang kubur untuk diri kita sendiri.
Bila saat kini kita hidup dalam penderitaan,
Maka kita hanya dapat mengasihani diri kita sendiri,
Bukan menuntut orang lain untuk mengasihani diri kita.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.