JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Looking for a Sensation in Order to Feel Truly Alive

Why are we so fond of looking for problems and diseases for ourselves?
When we are not involved in any matter,
We feel bored,
Then start being nosy and naughty,
By plunging ourselves into polemical problems.
Get yourself swayed by the life of intrigue and deception.
Until in the end we ourselves are trapped in the middle of it,
Without a point to return.
In a state of peace and calm,
We feel bored,
Start looking for something noisy to wallow with all the hassles.
Or even ignite the fire to heat up the atmosphere and circumstances,
Makes excitement even turmoil,
And proud of it.
Humanity tragedy made by man himself.
When we are in good health and fit,
We just feel bored,
And start looking for something sickness,
By hurting yourself,
Drinking liquor,
Eating unhealthy foods,
Hanging out,
Unhealthy lifestyle,
Even involved drugs that destroy consciousness and body.
When people are nice to us,
We begin to feel bored,
And start looking for someone to be an enemy,
Engage in a dispute,
And feel like to wrestle for sensation,
And just feel alive when we get involved in conflict.
When we have a good and faithful wife,
We begin to feel bored,
And start looking for a young woman to become second wife,
In hopes of getting a new sensation,
Experimenting with life,
A wild fantasy that's crazy.
We even feel bored to be a good and faithful husband,
And start thinking to be a naughty husband and playboy.
When we have a good and filial child,
We begin to feel bored,
And start sacrificing our own child,
In the hope of eliminating boredom.
When we live in the midst of beautiful and fertile nature,
We begin to feel bored,
And start destroying the preservation of nature,
Just for the sake of pleasure,
In order to satisfy the curiosity of life in the midst of the fertile, which is now turned into an arid desert.
Can eat with complete nutrition,
We begin to feel bored,
And start searching for an extreme weird food,
Like shark fin,
In order to pursue lifestyle and prestige,
Makes the sharks nearly extinct,
Killed just for the sake of the poor fish.
Really,
Man is very elusive.
In fact we do not really understand about ourselves.
We are so strange and distant with ourselves.
We are not even capable of controlling the bad impulses within us.
Until finally we can draw conclusions,
That if we are true I AM,
Then,
Why am I actually moving against the good of myself?
Is there really I AM in us?
If I AM really exist,
Why do I AM just hurting who called I AM?
Is there really a name, I AM?

© HERY SHIETRA Copyright.

Mengapa kita begitu gemar mencari masalah dan penyakit untuk diri kita sendiri?
Ketika kita tidak terlibat dalam masalah apapun,
Kita merasa bosan,
Lalu mulai bersikap usil dan nakal,
Dengan melempat diri kita sendiri ke dalam berbagai masalah yang penuh polemik.
Membuat diri kita terombang-ambing oleh perkara kehidupan yang penuh intrik dan tipu-muslihat.
Sampai pada akhirnya diri kita sendiri terjebak di tengah-tengahnya,
Tanpa lagi titik untuk kembali.
Dalam keadaan damai dan tenang,
Kita merasa bosan,
Mulai mencari sesuatu yang gaduh untuk berkubang dengan segala kerepotannya.
Atau bahkan menyulut api demi memanaskan suasana,
Membuat kehebohan.
Tragedi kemanusiaan yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
Ketika kita dalam kondisi sehat dan bugar,
Kita justru merasa bosan,
Dan mulai mencari-cari sesuatu penyakit,
Dengan menyakiti diri sendiri,
Meminum minuman keras,
Memakan makanan yang tidak sehat,
Bergadang,
Pola hidup tidak sehat,
Bahkan terlibat obat-obatan terlarang yang merusak kesadaran dan tubuh.
Ketika orang-orang bersikap baik terhadap kita,
Kita mulai merasa bosan,
Dan mulai mencari seseorang untuk dijadikan musuh,
Terlibat pertikaian,
Dan merasa gemar bergelut mencari sensasi,
Dan baru merasa hidup ketika kita terlibat dalam konflik.
Ketika kita memiliki seorang istri yang baik dan setia,
Kita mulai merasa bosan,
Dan mulai mencari seorang wanita belia untuk dijadikan istri kedua,
Dengan harapan mendapat sensasi baru,
Bereksperimen dengan kehidupan,
Sebuah fantasi liar yang gila.
Kita bahkan merasa bosan menjadi seorang suami yang baik dan setia,
Dan mulai terpikirkan untuk menjadi seorang suami yang nakal dan hidung belang.
Ketika kita memiliki seorang anak yang baik dan berbakti,
Kita mulai merasa bosan,
Dan mulai mengorbankan anak kita sendiri,
Dengan harapan dapat menghilangkan kebosanan.
Ketika kita hidup ditengah alam yang indah dan subur,
Kita mulai merasa bosan,
Dan mulai merusak kelestarian alam,
Hanya demi kesenangan,
Demi memuaskan rasa penasaran hidup di tengah alam subur yang kini berubah padang pasir yang gersang.
Dapat makan dengan gizi yang lengkap,
Kita mulai merasa bosan,
Dan mulai mencari-cari makanan aneh yang ekstrim,
Seperi sirip ikan hiu,
Demi mengejar gaya hidup dan gengsi,
Menjadikan ikan hiu hampir punah,
Dibunuh hanya demi sirip ikan-ikan malang itu.
Sungguh,
Manusia sungguh sukar dipahami.
Bahkan kita tidak benar-benar paham tentang diri kita sendiri.
Kita begitu asing dan berjarak dengan diri kita sendiri.
Kita bahkan juga tidak mampu mengontrol dorongan buruk dalam batin kita.
Sampai pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan,
Bahwa jika diri kita ini adalah benar AKU,
Maka,
Mengapa AKU justru bergerak melawan kebaikan diri AKU sendiri?
Apakah benar-benar terdapat AKU dalam diri seorang AKU?
Bila AKU ada,
Mengapa AKU justru menyakiti diri AKU sendiri?
Apakah benar ada yang namanya, AKU?


© Hak Cipta HERY SHIETRA.