God Blackmail Mankind by Giving Disaster

Is not it ridiculous, we have always liked to watch superhero movie figure that never existed.
Recently,
There was a terrible fire that devoured a densely populated building,
Where falling casualties are not small.
We should also ask,
Where is spiderman?
Where is Batman?
Where is iron man?
Where is the wonder woman?
Where is Captain America?
Where is Harry Potter with his magic wand?
Why are these heroic heroes never present when people really need them?
Why are we so infatuated with an imaginative figure that never existed, to help us?
Is not it really sad as well as ironic,
People in need of an imaginative superhero?
Just like the human imaginative figure of God,
The imaginative figure introduced by the prophets depicts the figure of God resembling a king,
Which can be upset and angry if not recognized,
And will be happy and give heaven if you praise and worship him.
Even,
God is depicted as evil,
Where the prophet appears like a savior.
God became an antagonist,
While the prophet became the human savior superhero of God's impatience and the threat of hell created by God.
That is then,
Why do humans then love the Prophet better,
Rather than the figure of God who likes to threaten.
Only the prophet is one, who will be able to help mankind from the madness of God.
However,
Again and again,
When we are really hit by a disaster,
Even dying and dying of a terrible disaster,
Where is the Lord of the Savior?
Is not all this calamity and suffering,
The source is from the power of God?
Why should humans have to ask for a healing medicine from God,
Meanwhile, which has been providing all the suffering and disease, is God itself?
Should we say thank you, because God stopped his ordeal against man,
Or because God heals man,
From the disease given by God himself?
Actually we never need such superhero figure.
Because we never need the bad guys that hurt us,
Or natural disasters,
And all the other pain.
A lifesaver,
Requires a problem-bearer,
To be beaten and kicked,
In order for the victimized human being to be helped and saved.
Just as when God gives man all trials and sorrows, sickness, disaster, and misfortune,
Then God came into the human world,
Offering drugs for pain,
And mankind became happy for help,
Thank God,
And began to worship him,
Without realizing it,
That God himself that had been dropping all kinds of disasters and suffering the disease for mankind.
We can never call him as a helper,
When God has been harmful to humans.
Moreover,
Threatening with threats thrown into hell,
If you do not worship God's version of the prophet,
And then will be given the promises of heavenly when confessing and believing in people who claim to be prophets.
Is not that,
Is this a name to profiteer and sell the name of God?
That is when the name of God is actually used as a commodity goods to sale,
Which is always proved to be sold, by way of selling the door of heaven,
Complete with virgin nymphs.

© HERY SHIETRA Copyright.

Bukankah konyol, kita selama ini demikian gemar menonton sosok superhero yang tidak pernah ada.
Baru-baru ini,
Terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan sebuah gedung padat penghuni,
Dimana jatuh korban jiwa yang tidak sedikit.
Kitapun patut bertanya,
Dimana spiderman?
Dimana Batman?
Dimana iron man?
Dimana wonder women?
Dimana Captain America?
Dimanakah Harry Potter dengan tongkat sihir ajaibnya?
Mengapa para jagoan heroik itu tidak pernah hadir saat masyarakat benar-benar sedang membutuhkan mereka?
Mengapa kita begitu tergila-gila pada sosok imajinatif yang tidak pernah ada, untuk menolong kita?
Bukankah sungguh menyedihkan,
Rakyat yang membutuhkan seorang superhero imajinatif?
Sama seperti sosok imajinatif manusia akan Tuhan,
Sosok imajinatif yang diperkenalkan oleh para nabi tersebut menggambarkan sosok Tuhan yang menyerupai seorang raja,
Yang dapat marah dan murka bila tidak diakui,
Dan akan senang dan memberi surga bila engkau memuji dan menyembah dirinya.
Bahkan,
Tuhan digambarkan sebagai sosok yang jahat,
Dimana nabi tampil seperti juru penyelamat.
Tuhan menjadi sosok antagonis,
Sementara sang nabi menjadi superhero penyelamat umat manusia dari ketidaksabaran Tuhan dan ancaman neraka yang diciptakan Tuhan.
Itulah kemudian,
Mengapa manusia kemudian lebih mencintai sang nabi penolong,
Ketimbang sosok Tuhan yang gemar pengancam.
Hanya sang nabi seoranglah, yang akan dapat menolong umat manusia dari kegilaan Tuhan.
Namun,
Lagi dan lagi,
Ketika kita benar-benar tertimpa musibah,
Bahkan sekarat dan tewas karena petaka yang mengerikan,
Dimanakah sosok Tuhan sang penyelamat?
Bukankah segala musibah dan derita ini,
Sumbernya ialah dari kekuasaan Tuhan?
Mengapa manusia justru harus meminta obat penyembuh derita dari Tuhan,
Sementara yang selama ini memberikan segala derita dan penyakit, ialah Tuhan itu sendiri?
Haruskah kita mengucapkan terimakasih, karena Tuhan menghentikan cobaannya terhadap manusia,
Atau karena Tuhan menyembuhkan manusia,
Dari penyakit yang diberikan oleh Tuhan itu sendiri?
Sebetulnya kita tidak pernah butuh sosok superhero demikian.
Karena kita tidak pernah butuh orang-orang jahat yang menyakiti kita,
Ataupun bencana alam,
Dan segala derita lainnya.
Seorang jagoan penyelamat,
Membutuhkan sosok seorang pembawa masalah,
Untuk dihajar dan ditendang,
Agar manusia yang menjadi korban merasa tertolong dan telah diselamatkan.
Sama seperti ketika Tuhan memberi manusia segala cobaan dan derita, penyakit, bencana, dan berbagai kemalangan,
Kemudian Tuhan muncul ke dunia manusia,
Menawarkan obat derita,
Dan umat manusia menjadi senang karena tertolong,
Berterimakasih pada Tuhan,
Dan mulai menyembahnya,
Tanpa mau menyadari,
Bahwa Tuhan itu sendiri yang selama ini telah menimpakan segala bencana dan derita penyakit bagi umat manusia.
Tidak pernah dapat kita sebut sebagai seorang penolong,
Ketika dirinya yang selama ini telah mencelakai.
Terlebih,
Mengancam dengan ancaman dilempar ke neraka,
Bila tidak menyembah versi Tuhan sang nabi,
Dan baru akan diberi janji-janji surgawi bila mengakui dan percaya pada orang yang mengaku-ngaku sebagai nabi.
Bukankah,
Ini namanya mencatut dan menjual nama Tuhan?
Itulah ketika nama Tuhan justru dijadikan sebagai komoditas barang jualan,
Yang terbukti selalu laku terjual, lewat obral pintu surga,
Lengkap dengan bidadarinya.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.