The Journey of Life Looking for the Antidote of Dissatisfaction Disease

When humans do not have anything,
Humans chase something.
When he or she has something,
Humans began to desire and pursue other things,
Regardless of what already exists.
No longer appreciate what has been there with him.
Humans not know the word satisfied.
Wanting more and more.
Like dousing a fire with gasoline,
Expect satisfied,
But find ourselves still feel hungry,
Hungry for wealth,
Hungry for power,
Thirsting for veneration,
Thirst for attention,
Thirst for physical pleasure,
Thirst for something that never existed.
Humans continue to pursue this self gratification throughout his life,
By all means,
If necessary at the expense of living and the rights of others,
Just to satisfy yourself.
As if,
Only himself suffered by dissatisfaction,
Therefore feel entitled to, claimed the happiness of another person's life.
Every human being gripped by the law of dissatisfaction,
All people experience dissatisfaction,
Each individual is experiencing pain as a result of this dissatisfaction.
No matter how much we claimed the rights and the lives of others,
Dissatisfaction will dominate ourselves even more,
Like a thirst that is never lost,
Like drinking sea water,
Makes you feel thirsty even more powerful,
And become slaves of various desires of ourselves.
That is why,
The desire to satisfy the impossible satisfied,
And the pursuit of false satisfaction,
By way claimed the rights of others,
Known as an attachment.
Clinging to make human do not know the word civilized,
Have the heart to hurt other creatures,
As if only himself entitled to life,
As if the life of another human beings and other creatures is not more valuable.
Our ancestors did not have all the luxuries that we now enjoy,
But we have not felt satisfied, therefore,
And continue to demand much more than the carrying capacity of the Earth which is already overwhelmed by the greed and various desires of human beings who inhabit this poor planet.
Proverb therefore commented,
A single Earth will never be enough for the greed of mankind,
Start thinking to suck the natural resources on the planet outside the solar system,
Or are thinking of making another planet similar to Earth's fate that increasingly hurt and damaged.
Humans deceive one another,
Rob each other,
Hurt each other,
Oppress each other,
Stealing each other,
Rob one another,
Stab each other,
And this history of humanitarian tragedy continues and lasts until today.
All of it was due to ignorance,
The delusions,
Assume that greed and desires can be satisfied,
The perception of pseudo deceptive,
And to make this humanitarian tragedy continues to occur repeatedly.
The historical record shows the human tragedy that is everlasting.
Again repeated,
And will continue to be repeated again,
As long as humans are still allied to this delusion.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika manusia belum memiliki sesuatu,
Manusia mengejar sesuatu itu.
Ketika telah memilikinya,
Manusia mulai menginginkan dan mengejar hal yang lainnya,
Tanpa menghiraukan apa yang telah ada.
Tidak lagi menghargai apa yang telah ada bersama dengannya.
Manusia tiada mengenal kata puas.
Menginginkan lebih dan lebih banyak lagi.
Bagaikan menyiram api dengan bensin,
Mengharapkan terpuaskan,
Namun mendapati diri kita tetap merasakan lapar,
Lapar akan harta kekayaan,
Lapar akan kekuasaan,
Haus akan penghormatan,
Haus akan perhatian,
Haus akan kenikmatan ragawi,
Haus akan sesuatu yang tidak pernah ada.
Manusia terus mengejar pemuasaan diri ini sepanjang hidupnya,
Dengan segala cara,
Bila perlu dengan mengorbankan hidup dan hak-hak orang lain,
Hanya demi memuaskan diri sendiri.
Seakan,
Hanya dirinya sendiri menderita oleh ketidakpuasan,
Oleh karenanya merasa berhak untuk merenggut kebahagiaan hidup orang lain.
Setiap umat manusia dicengkeram hukum ketidakpuasan,
Semua orang mengalami ketidakpuasan,
Setiap individu mengalami derita akibat ketidakpuasan ini.
Sebanyak apapun kita merenggut hak dan hidup orang lain,
Ketidakpuasan akan menguasai diri kita lebih besar lagi,
Bagaikan haus yang tidak pernah hilang,
Bagaikan meminum air lautan,
Membuatmu merasakan haus yang lebih hebat lagi,
Dan menjadi budak dari berbagai keinginan diri kita sendiri.
Itulah sebabnya,
Keinginan untuk memuaskan sesuatu yang tidak mungkin terpuaskan,
Dan mengejar kepuasan semu,
Dengan cara merenggut hak-hak orang lain,
Disebut sebagai kemelekatan.
Kemelekatan membuat manusia tidak mengenal kata beradab,
Tega menyakiti makhluk lain,
Seakan hanya dirinya sendiri yang berhak untuk hidup,
Seakan hidup manusia dan makhluk lain tidak lebih berharga.
Nenek moyang kita tidak memiliki segala kemewahan yang kini kita nikmati,
Namun kita belum juga merasa terpuaskan oleh karenanya,
Dan terus menuntut jauh lebih banyak lagi dari daya dukung Bumi ini yang sudah kewalahan menghadapi rasa tamak dan berbagai keinginan umat manusia yang menghuni planet malang ini.
Pepatah oleh karenanya berkomentar,
Satu buah Bumi tidak akan pernah cukup untuk ketamakan umat manusia,
Mulai berpikir untuk menghisap sumber daya alam planet di luar tata surya,
Atau berpikir untuk menjadikan planet lain bernasib serupa dengan Bumi yang kian terluka dan rusak ini.
Manusia saling menipu satu sama lain,
Saling merampas,
Saling melukai,
Saling menyakiti,
Saling mencuri,
Saling merampok satu sama lain,
Dan sejarah tragedi kemanusiaan ini terus terjadi dan berlangsung hingga saat ini.
Semua itu akibat kegelapan batin,
Kebodohan batin,
Berasumsi bahwa ketamakan dan keinginan dapat terpuaskan,
Persepsi semu yang mengecoh,
Dan menjadikan tragedi kemanusiaan ini terus terjadi berulang.
Catatan sejarah berisi tragedi kemanusiaan yang tiada berkesudahan.
Kembali terulang,
Dan akan tetap kembali terulang,
Selama manusia masih bersekutu dengan kebodohan batin ini.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.