Educating Ourselves

Not time for us to assume,
That we have the sacred self.
Blinding ourselves via the perception of pseudo faith,
That we no longer can do no wrong,
Impeccable,
Without stain,
Has been perfect,
And always right.
Should not get stuck on the assumption that we ourselves have been correct,
Close ourselves to improve.
If our eyes open widely,
Most likely we will realize how many errors and unrighteousness far we have lived.
We should not be consumed by the assumption that we have guaranteed to go to heaven,
A close eye on the behavior and our actions in everyday life,
Backfired for yourself and be disastrous for others.
Assuming that we are always right,
Always perfect,
Always impeccable,
Always pure,
Always clean,
Will carry us into the valley of ignorance which very dark.
Self destruction and a disaster for human civilization.
Nothing is more terrible than the assumption that we ourselves have been and always right.
Realizing this assumption is destructive,
A light glimmer of hope for the universe.
The assumption that our self has always been correct,
Make us not being able to make a step improvement,
Even saw nothing wrong with ourselves,
Artificially believe that we are never wrong,
And everyone else is always wrong.
Shut themselves in the fact that we ourselves have flaws and weaknesses,
Will hinder the optimization of self-excellence and advantages of ourselves.
Be aware and willing to admit that we have not really correct,
Is a step forward for ourselves.
Close eye on mistakes of ourselves,
And assume that we are can not do any wrong,
Is a step backwards for ourselves.
Realizing something had gone wrong with us,
Pushing ourselves to immediately take steps in improving ourselves.
Introspection and always opens opportunities for ourselves to improve ourselves,
Is a reflection of a compassionate attitude toward ourselves.
We have not really be called a compassionate human being if we close our eyes on the behavior and actions of our own,
Living in a fantasy figure which has perfect themselves,
Although in fact in reality we are still far from perfect.
Is just as dangerous when we perceive that we are free from defilement,
Or is reckless and excessive self-confidence, consider ourselves strong so challenging defilement.
Look down on defilement,
Then we will become victims of our own defilements.
Recognizing that we are still far from purity,
Still not perfect,
They can make a mistake,
Still need evaluation and correction,
Still requires improvement,
Still need to fix themselves,
Still need optimization themselves,
Still need to straighten one's own behavior,
Still need to temper ourselves,
Still need to be honest with ourselves.
To walk the path of perfection,
We must first realize that we are still far from perfect,
And began to feel urgent to push ourselves on the path to the self-perfection.
Recognizing we are being sick,
Will open our eyes in need of improvement,
And take concrete steps to improve.
There is no longer deceive or fool ourselves with false assumptions.
This is referred to educate yourself.

© HERY SHIETRA Copyright.

Belum saatnya bagi kita untuk berasumsi,
Bahwa diri kita telah suci.
Membutakan diri lewat persepsi semu,
Bahwa kita tidak lagi dapat berbuat salah,
Tiada cela,
Tanpa noda,
Telah sempurna,
Dan selalu benar.
Hendaknya tidak terjebak pada asumsi bahwa diri kita telah benar,
Menutup diri untuk memperbaiki diri.
Jika kita membuka mata lebar-lebar,
Kemungkinan besar kita akan menyadari betapa banyaknya kesalahan dan ketidakbenaran yang selama ini telah kita jalani.
Hendaknya kita tidak termakan oleh asumsi bahwa diri kita telah terjamin masuk surga,
Menutup mata atas perilaku dan perbuatan kita sendiri di keseharian,
Menjadi bumerang bagi diri sendiri dan menjadi malapetaka bagi orang lain.
Asumsi bahwa kita selalu benar,
Selalu sempurna,
Selalu tiada cela,
Selalu suci,
Selalu bersih,
Akan membawa diri kita menuju lembah kebodohan batin yang sangat kelam.
Kehancuran diri dan peradaban.
Tiada yang lebih mengerikan dari asumsi bahwa diri kita telah dan selalu benar.
Menyadari asumsi demikian adalah merusak,
Merupakan secercah cahaya harapan bagi semesta.
Asumsi bahwa diri kita telah dan selalu benar,
Membuat kita tidak mampu membuat langkah perbaikan diri,
Bahkan memandang tiada yang keliru dengan diri kita sendiri,
Meyakini secara semu bahwa diri kita tidak pernah salah,
Dan orang lain selalu keliru.
Menutup diri pada kenyataan bahwa diri kita memiliki kekurangan dan kelemahan,
Akan menghambat optimalisasi keunggulan dan kelebihan diri kita.
Menyadari dan mau mengakui bahwa diri kita belum benar-benar benar,
Adalah sebuah langkah maju bagi diri kita sendiri.
Menutup mata akan kekeliruan diri kita,
Dan berasumsi bahwa diri kita tidak dapat salah,
Adalah sebuah langkah mundur bagi diri kita sendiri.
Menyadari ada yang keliru dengan diri kita,
Mendorong diri kita untuk segera melakukan langkah perbaikan diri.
Introspeksi diri dan selalu membuka peluang bagi diri sendiri untuk memperbaiki diri,
Adalah cerminan sikap penuh welas asih terhadap diri kita sendiri.
Kita belum benar-benar dapat disebut manusia penuh welas kasih jika kita menutup mata atas perilaku dan perbuatan kita sendiri,
Hidup dalam khayalan sosok diri yang telah sempurna,
Meski senyatanya dalam realita diri kita masih jauh dari sempurna.
Sama berbahayanya ketika kita memandang bahwa diri kita telah bebas dari kekotoran batin,
Atau secara sembrono dan percaya diri berlebih, memandang diri kuat sehingga menantang kekotoran batin.
Memandang rendah kekotoran batin,
Maka kita akan menjadi korban dari kekotoran batin kita sendiri.
Menyadari bahwa diri kita masih jauh dari kesucian,
Masih belum sempurna,
Masih dapat berbuat keliru,
Masih perlu evaluasi dan koreksi,
Masih memerlukan perbaikan diri,
Masih perlu membenahi diri,
Masih perlu optimalisasi diri,
Masih perlu meluruskan perilaku diri,
Masih perlu menempa diri,
Masih perlu bersikap jujur pada diri kita sendiri.
Untuk menapaki jalan kesempurnaan,
Kita harus terlebih dahulu menyadari bahwa diri kita masih jauh dari sempurna,
Dan mulai merasa urgen untuk mendorong diri menempuh jalan ke kesempurnaan diri tersebut.
Menyadari diri kita sedang sakit,
Akan membuka mata kita tengah membutuhkan perbaikan diri,
Dan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki diri.
Tiada lagi membohongi ataupun membodohi diri sendiri dengan berbagai asumsi semu.
Inilah yang disebut dengan mencerdaskan diri.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.