But still, we observe them.
We do not know what lies behind the sky,
But our astronauts sent to explore it.
We do not know whether there is life on other planets,
Still, we researched and telescoped far out there.
Searching.
Wonder.
Fumble.
Speculate.
Man is a bona fide speculator.
We do not know what our future.
We can not peek to see the figure of our future.
We do not know what we will experience after this.
We can not predict life as easy as predicting the weather forecast.
Still, we stepped forward.
Every now and then we fall.
But we need to back it up.
To then fell once again.
And again.
Without knowing tired, we resumed our journey and adventure.
Our search.
Although we do not know exactly what we're looking for.
Human circling round the world to find a cure for the misery.
But none was obtained to prevent disease, old age, or death.
Sometimes, in the course of this, we are creating new problems.
Adding to the weight of the world.
Adding broken civilization.
Eating, or to be eaten.
Incarnated life so scary.
In this journey, we began to recognize the so-called light and dark.
Win or lose.
Most then enter the world of darkness.
While the rest chose to enter the world of light.
Humans continue their adventures and seek.
Nothing being an eternal stop.
Heaven is going to end someday.
All natural birth is only a port of call.
Intersection for us to choose towards other road.
Though humans continue to move to run without stopping,
Even fly around the globe.
Swirling.
Kept turning and running with speeding.
However, human civilization just running in place.
An ascetic looks just sit quietly.
But who would have thought, A recluse Gaotama find causes and cures of
suffering,
By removing the mundane,
enlightened,
Achieve Arahat,
Perfect freedom.
To then find the path which he had discovered to the eyes of the world.
The journey of life like an adventure.
There is someone brings a map of life,
But there are some people who just walk followed my instinct.
On the contrary,
We, human beings became proud of busyness,
At the same time getting away with ourselves,
Alienated in the midst of the crowd.
Urban people,
Feeling lonely in the middle of the bustle.
Ironic.
The world is now moving too fast.
Not even leaving room for us to break,
Even just to breathe.
In this journey,
When you're lucky, a lot of friends gathered around our steps.
When approaching difficult, all comrades away,
Disappeared.
Once again we have to walk alone.
But, do not fear.
Sometimes, we do need to walk alone.
Sometimes together,
Sometimes stepped alone.
It is the exploration of our own lives.
The mission of our personal lives.
Our own responsibility.
The liberation of our own lives.
O my friend, all this has not become final journey,
But the journey of our life,
Only beginning.
This is our personal adventures.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Kita tak pernah tahu apa yang
tersembunyi di bawah samudera lautan yang dalam,
Namun tetap saja kita
menyelaminya.
Kita tak tahu apa yang
terdapat dibalik langit,
Namun astronot kita dikirim
untuk menjelajahinya.
Kita tak tahu apakah terdapat
kehidupan di planet lain,
Tetap saja kita meneliti dan
meneropong jauh ke luar sana.
Mencari-cari.
Bertanya-tanya.
Meraba-raba.
Berspekulasi.
Manusia adalah seorang
spekulan tulen.
Kita tak tahu seperti apa
masa depan kita.
Kita tak dapat mengintip
untuk melihat sosok kita di masa depan.
Kita tak tahu apa yang akan
kita alami setelah ini.
Kita tak dapat memprediksi
hidup semudah memprediksi ramalan cuaca.
Namun tetap saja kita
melangkahkan kaki maju.
Sesekali kita terjatuh.
Namun kita perlu untuk
kembali bangkit.
Untuk kemudian terjatuh
kembali.
Tanpa kenal letih, kita
kembali melanjutkan perjalanan dan pertualangan kita.
Pencarian kita.
Meski kita tak tahu pasti apa
yang sedang kita cari.
Manusia berputar-putar keliling
dunia untuk mencari obat untuk menyembuhkan penderitaan.
Namun tiada apapun yang
didapat untuk mencegah penyakit, usia tua, maupun meninggal.
Terkadang, dalam perjalanan
ini, kita justru menciptakan masalah baru.
Menambah beban dunia.
Menambah rusak peradaban.
Memakan, atau dimakan.
Kehidupan menjelma demikian
menakutkan.
Dalam perjalanan ini, kita
mulai mengenal apa yang disebut terang dan gelap.
Menang atau kalah.
Sebagian kemudian memasuki
dunia gelap.
Sementara sisanya memilih untuk
memasuki dunia terang.
Manusia terus bertualang dan
mencari.
Tiada tempat pemberhentian
abadi.
Surga pun akan kiamat suatu
saat kelak.
Semua alam kelahiran hanyalah
tempat persinggahan.
Persimpangan untuk kita
memilih menuju jalan lainnya.
Meski manusia terus bergerak
dengan berlari tanpa berhenti,
Bahkan terbang mengelilingi
dunia.
Berputar-putar.
Terus berputar dan berlari
dengan mengebut.
Namun peradaban manusia
justru berjalan di tempat.
Seorang pertapa tampak hanya
duduk tenang.
Namun siapa sangka, Seorang
Petapa Gaotama menemukan sebab dan obat dari derita,
Dengan melepas hal duniawi,
mencapai penerangan sempurna,
Mencapai Arahat,
Kebebasan sempurna.
Untuk kemudian menemukan
jalan yang telah ditemukannya kepada mata dunia.
Perjalanan hidup bagai sebuah
pertualangan.
Ada yang membawa peta hidup,
Ada yang hanya berjalan
mengikuti naluri.
Sebaliknya,
Kita justru menjadi manusia
yang bangga dengan kesibukan,
Disaat bersamaan semakin jauh
dengan diri kita sendiri,
Terasing dalam keramaian.
Manusia urban,
Merasa kesepian di tengah
hiruk-pikuk.
Ironis.
Dunia ini kini bergerak
terlampau cepat.
Tidak menyisakan ruang bagi
kita untuk rehat,
Bahkan sekedar untuk
bernafas.
Dalam perjalanan ini,
Ketika gembira, banyak kawan
mengerumuni langkah kita.
Ketika menjelang sukar, semua
kawan menjauh,
Menghilang.
Sekali lagi kita harus
berjalan seorang diri.
Tetapi, janganlah takut.
Terkadang, kita memang perlu
berjalan seorang diri.
Terkadang bersama,
Terkadang melangkah seorang
diri.
Ini adalah pertualangan hidup
kita sendiri.
Misi hidup kita pribadi.
Tanggung jawab kita sendiri.
Pembebasan hidup kita
sendiri.
Wahai kawanku, semua ini
belum menjadi akhir,
Namun perjalanan hidup kita,
Barulah dimulai.
Inilah pertulangan pribadi
kita.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.