What is meant by great?
By successfully climb and to tread Mount Everest?
Remember, when we had landed on the top of Mount Everest or the Himalayas,
We're still going back to move down into the valley of the same with other
human beings.
What is called the strongest man?
When able to face ten karate fighters at once?
Do not forget, still the champion will be subject to old age, illness, and
the god of death.
No matter how strong he was in his youth,
He is as weak as the other elderly.
Like what most beautiful women and the most handsome man?
Do we still remember, actors and actresses the most beautiful and handsome
past few decades?
All the same wrinkles and brittle.
As if the most intelligent people in this world?
As Einstein?
Einstein maestro in the field of physics,
But he was not an expert when it comes to cooking, making crafts, or other
skills.
The new genius physicists were born every day,
Which may go beyond his genius.
It is true that every human being needs to establish and pursue
achievements in his life.
Making history.
Push to the point of human endurance limit.
However, if in the end all will go back down to the bottom,
Post time on the fitness in youth,
Towards nightfall,
Ahead of old,
Towards dimmed,
All would go back like babies are fragile and powerless.
Even the inhabitants of gods and Brahma realm are not eternal,
Their light can be dimmed when their good karma savings going thinned,
And died gradually,
Re-Born in accordance to their karma savings.
The greatest achievement of man is to cultivate good karma,
fertilize it,
And collect them for supporting us tread a higher purpose in life,
Ie, as a supporter karma for us towards a life free from trouble,
So that we can take the opportunity of our lives as human beings to
meditate,
Train control our senses,
Just like Bodhisatta Gaotama collecting parami for billions of his past
life,
To be able to support himself into a Buddha.
A struggle little by little,
Collects good karma from one life to the next,
Countless number of rebirth we have experienced,
Diligently scrape defilement,
Not doing bad,
Multiply good deeds,
Until when this good karma savings bear fruit and give us the highway into
practice the exercises ourselves,
Then we will be forever be a winner in life,
Not going to reborn,
Disconnected own chain of karma which binds us,
Freedom from the cycle of samsara wheel,
There is no longer a rebirth.
That's the soul of a warrior of the most persistent in the universe,
Not the struggle of one's life,
But the struggle from one's life,
Continue in the next life,
Diligently and consistently.
The countless number of us become the world's tallest mountain climber,
Being the most respected boxers in the world,
Being the world's most powerful runners,
Being a toughest musician in the world,
But we are still subject to and bound by the chains of karma,
Without power subordinate to the God of Death,
Without power fell back in the wheel of samsara.
Life recognizes two kinds of struggles that we can choose.
The struggle is only sweet fruit blink of an eye that is temporary.
Just a stale rice.
Or sharpening the struggle of the soul, which going to be our fertilizers
as well as we move into the next life,
That is called by Parami,
Good karma seed that we planted with our commitment to support back to
continue the struggle in the next life and the next life again.
The countless amount of suffering and sacrifice, which has been bypassed by
Bodhisattas Gaotama in previous lives,
For the sake of collecting parami.
That is the struggle of a Boddhisatta, until parami blooming,
Mature,
And arrived in time to become a Buddha.
Therefore,
Everyone can become a Buddha,
Through struggle without knowing tired collect Parami,
From one life,
Continued into the next life without knowing tired.
Everyone has the same opportunity,
This is the real message of deliverance for human being and every creatures.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Apa yang dimaksud dengan
hebat?
Dengan berhasil memanjat dan
menapak puncak gunung Everest?
Ingat, ketika kita telah tiba
diatas puncak gunung Everest atau Himalaya,
Kita tetap saja akan kembali
beranjak turun ke lembah yang sama dengan manusia lain.
Apa yang disebut dengan
manusia terkuat?
Ketika mampu menghadapi
sepuluh petarung karateka secara sekaligus?
Jangan lupa, tetap saja sang
juara tinju akan tunduk pada usia tua, sakit, dan dewa kematian.
Sekuat apapun dirinya semasa
muda,
Ia sama lemahnya dengan para
lanjut usia lainnya.
Seperti apa wanita tercantik
dan pria paling tampan?
Apa kita masih ingat, aktor
dan artis paling cantik dan tampan beberapa dekade lampau?
Semua sama keriput dan
rapuhnya.
Seperti apakah orang paling
cerdas di dunia ini?
Seperti Einstein?
Einstein maestro dalam bidang
ilmu fisika,
Namun ia bukan ahli dalam
soal memasak, membuat kerajinan tangan, atau keterampilan lain.
Fisikawan baru jenius lainnya
lahir setiap harinya,
Yang mungkin melampaui
kejeniusan beliau.
Setiap manusia memang perlu menetapkan
dan mengejar prestasi dalam hidupnya.
Mencetak sejarah.
Mendorong hingga titik batas
daya tahan manusia.
Namun, bila pada akhirnya
semua akan kembali turun ke bawah,
Pasca masa bugarnya di kala
muda,
Menjelang senja,
Menjelang tua,
Menjelang redup,
Semua akan kembali seperti
bayi yang rapuh dan tanpa daya.
Bahkan penghuni alam dewa dan
alam brahma tidak kekal adanya,
Cahaya mereka dapat meredup
ketika karma baik mereka menipis,
Dan meninggal,
Terlahir kembali sesuai tabungan
karma mereka masing-masing.
Prestasi terbesar manusia
ialah menanam karma baik,
Memupuknya,
Dan mengumpulkannya untuk
menjadi pendukung kita menapak tujuan yang lebih tinggi dalam hidup ini,
Yakni sebagai karma pendukung
bagi kita menuju kehidupan yang bebas dari kesukaran,
Agar kita mampu memanfaatkan
kesempatan hidup kita sebagai manusia dengan bermeditasi,
Melatih pengontrolan indera
kita,
Sama seperti Bodhisatta
Gaotama yang mengumpulkan parami selama miliaran kehidupan lampaunya,
Untuk dapat mendukung dirinya
menjadi seorang Buddha.
Butuh perjuangan sedikit demi
sedikit,
Mengumpulkan karma baik dari satu
kehidupan ke kehidupan selanjutnya,
Tak terhitung lagi jumlah kelahiran
kembali telah kita alami,
Dengan tekun mengikis
kekotoran batin,
Tidak berbuat buruk,
Memperbanyak perbuatan baik,
Hingga ketika tabungan karma
baik ini berbuah dan memberikan kita jalan bebas hambatan menuju praktik
latihan diri,
Maka kita akan menjadi
menjadi pemenang kehidupan secara selamanya,
Tidak akan terlahir kembali,
Terputus sudah rantai karma
yang membelenggu kita,
Terbebas dari siklus roda
samsara,
Tiada lagi kelahiran kembali.
Itulah jiwa seorang pejuang
yang paling gigih dalam alam semesta,
Bukan perjuangan satu
kehidupan,
Namun perjuangan dari satu
kehidupan,
Berlanjut dalam kehidupan
selanjutnya,
Secara tekun dan konsisten.
Tidak lagi terhitung
jumlahnya kita menjadi pendaki gunung tertinggi di dunia,
Menjadi petinju paling
disegani di dunia,
Menjadi pelari paling kuat di
dunia,
Menjadi karateka tertangguh
di dunia,
Namun kita tetap tunduk dan
terjerat rantai karma,
Tanpa daya menjadi subordinat
raja kematian,
Tanpa daya terjatuh kembali
dalam roda samsara.
Hidup mengenal dua jenis
perjuangan yang dapat kita pilih.
Perjuangan yang hanya berbuah
manis sekejap mata yang temporer,
Sekedar nasi yang basi.
Atau perjuangan mengasah jiwa
yang akan dapat kita pupuk serta kita lanjutkan dalam kehidupan selanjutnya,
Itulah yang disebut dengan Parami,
Benih karma baik yang kita
tanam dengan tekad untuk mendukung kita kembali melanjutkan perjuangan dalam
kehidupan selanjutnya, dan kehidupan selanjutnya lagi.
Tidak terhitung lagi jumlah
penderitaan dan pengorbanan yang telah dilewati oleh Bodhisatta Gaotama dalam kehidupan-kehidupan
sebelumnya,
Demi mengumpulkan parami.
Itulah perjuangan dirinya
hingga parami bermekaran,
Matang,
Dan tiba pada waktunya
menjadi seorang Buddha.
Oleh karenanya,
Semua orang dapat menjadi
seorang Buddha,
Lewat perjuangan tanpa kenal
letih mengumpulkan Parami,
Dari satu kehidupan,
Berlanjut ke kehidupan
berikutnya tanpa kenal letih.
Setiap orang memiliki
kesempatan yang sama,
Inilah warta penyelematan
yang sesungguhnya.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.