We are major actors in our own lives.
That is why every living being has the opportunity to become a Buddha.
What distinguishes one human being with another human being,
It is inner quality.
Most people choose to wallow in the mire of samsara world,
Suffer repeatedly in a cycle wheel of samsara.
And even aware that pain,
Stupid humans continued want to re-incarnated,
Took him from birth to birth the next,
Endless.
It is not fair that men are created are not equal in wisdom,
Even the figure depicted the prophet so special,
Especially,
Even privileged by God, so that God will only speak to him.
Where is the power of God,
When God became human monopoly of one person?
In fact, God almighty,
It does not take a prophet to proclaim any message.
Enough for us to pause for a moment,
Disconnect all our activities for the moment,
Sitting meditation,
And you will know that meditation is the universal language of the
universe,
The voice of God himself.
Be aware of yourself,
Aware of the phenomenon of mind and your physical,
That's the chant melody sound of the universe,
And the sound of the universe is the voice of God.
As simple as that.
But still,
Because of ignorance,
Human searching for God, by relying on a man who claims to have a
revelation from God.
Being a Buddha,
Not because Gaotama born as Buddha,
Nor Award,
However, a result of a long struggle,
The struggle in the cycle of rebirth countless,
Collecting Parami,
To ripe for wisdom,
In which of such wisdom continuously refined in one life,
Continue into the next life.
Not only Siddharta Gaotama fight in his life as a prince in Nepal,
But he first met the previous Buddha,
And determined to also become a Buddha,
Since then,
Life after life hereafter,
He directs himself to forge the self training,
Until the end result of the exercise itself into a mature,
And enlightened.
You,
And we all,
Is the main character in our own lives.
Not someone else who will be able to take over the suffering of our lives,
But we alone are responsible for our own lives.
Realizing the responsibility is in our own hands,
We become aware of,
The fate is in our own hands.
We alone will determine and create our future,
And keep striving towards that direction.
Although in this life we still have not reached the goal,
Commit,
To resume the struggle steps in the next life,
And continued in the next life.
Life is about struggle and responsibility.
Humans can deceive others,
But nobody was really able to fool yourself.
There is no other truth beyond this,
When we are honest with ourselves,
As it is.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Kita adalah pemeran utama di
dalam kehidupan kita sendiri.
Itulah sebabnya setiap
makhluk hidup memiliki kesempatan menjadi seorang Buddha.
Yang membedakan manusia satu
dengan manusia lain,
Ialah karena kualitas batin.
Sebagian besar orang memilih
untuk berkubang dalam lumpur dunia samsara,
Menderita berulang kali dalam
siklus roda samsara.
Dan meski sadar akan derita
itu,
Manusia bodoh terus hendak
kembali menjelma,
Membawanya dari kelahiran
satu menuju kelahiran berikutnya,
Tiada akhir.
Adalah tidak adil bila
manusia diciptakan tidak setara dalam kebijaksaan,
Bahkan digambarkan sosok nabi
yang demikian istimewa,
Teristimewa,
Bahkan diistimewakan Tuhan
sehingga Tuhan hanya mau berbicara dengan dirinya.
Dimanakah letak kuasanya
Tuhan,
Bila Tuhan menjadi monopoli
diri satu orang manusia?
Faktanya, Tuhan maha kuasa,
Tidak butuh seorang pun nabi
untuk mewartakan pesannya.
Cukup kita hening sejenak,
Lepaskan segala aktivitas
kita untuk sejenak,
Duduk bermeditasi,
Dan Anda akan tahu bahwa
meditasi ialah bahasa universal dari alam semesta,
Suara Tuhan itu sendiri.
Menyadari diri Anda,
Menyadari fenomena batin dan
fisik Anda,
Itulah melodi lantunan suara
alam semesta,
Dan suara alam semesta ialah
suara Tuhan.
Sesederhana itu.
Namun tetap saja,
Karena kebodohannya,
Manusia mencari-cari Tuhan
dengan bergantung pada seorang manusia yang mengaku memiliki wahyu daru Tuhan.
Menjadi seorang Buddha,
Bukan karena terlahir sebagai
Buddha,
Bukan pula pemberian,
Namun sebuah hasil dari
perjuangan panjang,
Perjuangan dalam siklus
kelahiran kembali yang tidak terhitung jumlahnya,
Mengumpulkan Parami,
Demi mematangkan
kebijaksanaan,
Yang mana kebijaksanaan
tersebut terus diasah dalam satu kehidupan,
Berlanjut ke kehidupan
selanjutnya.
Bukan hanya Siddharta Gaotama
berjuang dalam kehidupannya sebagai seorang pangeran di Nepal,
Namun ia pertama kali
berjumpa dengan Buddha terdahulu,
Dan bertekad untuk juga
menjadi seorang Buddha,
Sejak itulah,
Kehidupan demi kehidupan
selanjutnya,
Dirinya mengarahkan diri
untuk menempa pelatihan diri,
Hingga pada akhirnya buah
dari latihan dirinya menjadi matang,
Dan tercerahkan.
Anda,
Dan kita semua,
Adalah pemeran utama dalam
kehidupan kita sendiri.
Bukan orang lain yang akan
mampu mengambil alih penderitaan hidup kita,
Namun kita seorang diri yang
bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri.
Menyadari tanggung jawab ada
di tangan kita sendiri,
Kita menjadi menyadari,
Nasib ada di tangan kita
sendiri.
Kita sendiri yang menentukan
dan menciptakan masa depan kita,
Dan terus berjuang menuju ke
arah itu.
Meski di kehidupan kini kita
masih belum mencapai tujuan,
Bertekadlah,
Untuk kembali melanjutkan
langkah perjuangan itu di kehidupan selanjutnya,
Dan terus dikehidupan
selanjutnya.
Hidup adalah perihal
perjuangan dan tanggung jawab.
Manusia dapat membohongi
orang lain,
Namun tak seorang pun mampu
benar-benar membodohi diri sendiri.
Tidak ada kebenaran lain di
luar ini,
Bila kita bersikap jujur pada
diri kita,
Apa adanya.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.