Learn to be a Little More Sensitive

Some opinions say,
That human beings are rational beings who have reason and common sense,
As well as the ability to think and reflect,
What distinguishes between humans and an animal.
But is it always so linearly running?
With stupidity,
We just wait until we really lose something,
Just feel sorry.
The regrets we designed ourselves to regret in the future.
What is the meaning,
Just regretting and feeling lost,
When we have completely lost someone or lost something.
When we have not worked yet,
We crave a job.
When we have got a job,
We start thinking of getting out of that job,
Not appreciate what has been there.
Why do we just wait for regret to come?
Regret,
Always coming late,
And will always be late.
But we never want to learn from bitter experience,
Keep repeating the same mistake,
That's so stupid.
As hard as we try to regret it,
We can not restore the original state,
Because time can not be played back.
To learn to be able to appreciate what is already there,
We must learn to understand the circumstances when we lose that person or thing.
The strangeness of the human mindset is as confusing as when someone digs his own grave,
By doing a lot of evil,
Even with happy and excited to conduct a series of crimes,
Even slandering, accusing, scolding, and harming the victims,
Without embarrassment,
Without feeling guilty,
Without regret,
Until finally comes the bad karma that bear fruit,
Is it worth it,
The wicked human being,
Asking for forgiveness and even hoping for the abolition of sins?
Those who deserve to feel happiness,
Are those who realize what they have now gained,
What they can now eat,
What they can now drink,
What they can now breathe,
What they can now live,
What is now with them,
What is now their job,
What is now their situation,
And appreciate all that has been there,
Without complaining or bitching,
Without demanding more,
But open your eyes completely,
Open your ears widely,
And open the heart and the door of the mind,
More careful and more sensitive.
Those who do not want to be aware of all that is now with them,
It is appropriate, when they eventually lose all of it.

© HERY SHIETRA Copyright.

Sebagian pendapat menyebutkan,
Bahwa manusia adalah makhluk rasional yang memiliki akal dan budi,
Serta kemampuan untuk berpikir dan merenungkan,
Yang membedakan antara manusia dan seekor hewan.
Namun benarkan selalu demikian berjalan secara linear?
Dengan bodohnya,
Kita justru menunggu sampai kita benar-benar kehilangan,
Baru merasa menyesal.
Penyesalan yang kita rancang sendiri untuk kita sesali dikemudian hari.
Apalah artinya,
Baru menyesali dan merasa kehilangan,
Ketika kita telah benar-benar kehilangan sesorang atau kehilangan sesuatu.
Ketika kita belum bekerja,
Kita mendambakan pekerjaan.
Ketika kita telah mendapat pekerjaan,
Kita mulai berpikir untuk keluar dari pekerjaan itu,
Bukan menghargai apa yang telah ada.
Mengapa kita justru menunggu datangnya penyesalan?
Penyesalan,
Selalu datang terlambat,
Dan akan selalu datang terlambat.
Namun kita tidak pernah mau belajar dari pengalaman pahit,
Terus mengulangi kekeliruan yang sama,
Dengan begitu bodohnya.
Sekeras apapun kita berusaha menyesalinya,
Kita tidak dapat mengembalikan keadaan seperti semula,
Karena waktu tidak dapat diputar mundur.
Untuk belajar untuk mampu menghargai apa yang sudah ada,
Kita harus belajar untuk memahami keadaan ketika kita kehilangan orang tersebut atau hal tersebut.
Keanehan pola pikir manusia sama membingungkannya dengan ketika seseorang justru menggali lubang kuburnya sendiri,
Dengan berbuat banyak kejahatan,
Bahkan dengan senang dan gembira melakukan serangkaian kejahatan,
Bahkan memfitnah dan memarahi serta menyakiti para korbannya,
Tanpa perasaan malu,
Tanpa perasaan bersalah,
Tanpa penyesalan,
Sampai pada akhirnya tiba karma buruk yang berbuah,
Apakah layak,
Para manusia jahat tersebut,
Memohon ampun bahkan mengharap penghapusan dosa?
Mereka yang layak untuk merasakan kebahagiaan,
Adalah mereka yang menyadari apa yang kini telah mereka peroleh,
Apa yang kini dapat mereka makan,
Apa yang kini dapat mereka minum,
Apa yang kini dapat mereka hirup,
Apa yang kini dapat mereka jalani,
Apa yang kini bersama mereka,
Apa yang kini menjadi pekerjaan mereka,
Apa yang kini menjadi keadaan mereka,
Dan menghargai semua yang telah ada,
Tanpa mengeluh ataupun berkeluh kesah,
Tanpa menuntut lebih,
Namun membuka mata sepenuhnya,
Membuka telinga secara lebar-lebar,
Dan membuka hati serta pintu pikiran,
Secara lebih cermat dan lebih peka.
Mereka yang tidak mau menyadari semua yang kini ada bersama mereka,
Memang sudah selayaknya untuk kehilangan semua itu.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.