JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Escaping From Responsibility

A prison is rumored to collapse his defensive wall,
Causing the inmates to spill over,
Escape.
Have we ever asked,
What is this escape attempting for?
Why run away?
As if to escape from punishment,
Will make them escape the fruit of karmic law.
Escape from responsibility,
It means trying to be cheating,
Deceive life and a living.
Escape from responsibility,
It means being selfish to ourselves,
For allowing ourselves in the future whom must bear the burden of the ripe karmic fruits.
Escape means being cowardly,
Because not dare to face the consequences of his own actions.
To escape means to be dishonest of ourselves,
Because no matter what we know and realize,
That evil people have no right to breathe free air.
Running away will never be a reason to remove errors.
Escape only makes the consequences of penalties shifted to be fruitful in the future.
To escape is to transfer the burden of responsibility to the shoulders of ourselves in the future.
Running away will only make us constantly repeat the same mistakes in the future,
Because we never want to be aware of the consequences behind what we have done wrong.
Running away will not make us mature.
Escape makes our mind shallow, narrow, and petty.
Escape means sacrificing the lives of others.
Escape means not nurturing, but destructive.
Escape is always sweet at the beginning,
And also at the same time always bitter at the end.
Escape from responsibility will never be able to make self potential empowered,
It is precisely weakening ourselves,
For always relying on hand washing efforts and trace erasure.
Just as fools are hoping for liberation,
Or as belief in the abolition of sin,
Go to heaven,
By way of ritual worship to God,
In the hope of being able to remove all the sins they have committed,
What is none other than the practice of running away a coward,
The coward who does not dare to face the sins of himself.
A coward is not a model to be modeled for,
But an impostor who tries to fool himself and deceive others.
A cheater always lives in falsehood.
And a false person will never be able to know himself.
Someone who is alienated with himself,
Will forever live without meaning,
And died without a speck of precious things to inherit.
A coward who is only able to escape,
It is the saddest creature on earth.
Being born and alive is just to ruin and be a burden to this world.

© HERY SHIETRA Copyright.

Sebuah penjara dikabarkan runtuh tembok pertahanannya,
Mengakibatkan para narapidana di dalamnya berhamburan,
Melarikan diri.
Pernahkah kita bertanya,
Untuk apakah upaya pelarian diri ini?
Untuk apa melarikan diri?
Seakan melarikan diri dari hukuman,
Akan membuat mereka dapat lolos dari buah hukum karma.
Lari dari tanggung jawab,
Artinya mencoba untuk bersikap curang,
Mencurangi hidup dan kehidupan.
Lari dari tanggung jawab,
Artinya bersikap egois terhadap diri kita sendiri,
Karena membiarkan diri kita dimasa mendatang yang harus memikul beban buah karma buruk yang matang.
Melarikan diri artinya bersikap pengecut,
Karena tak berani menghadapi konsekuensi dari tindakan dirinya sendiri.
Melarikan diri artinya bersikap tidak jujur terhadap diri kita sendiri,
Karena bagaimana pun kita tahu dan sadar,
Bahwa orang yang jahat tidak berhak untuk menghirup udara bebas.
Melarikan diri tidak akan pernah dapat menjadi alasan untuk menghapus kesalahan.
Melarikan diri hanya membuat konsekuensi hukuman bergeser untuk berbuah dikemudian hari.
Melarikan diri artinya memindahkan beban tanggung jawab pada pundak sosok diri kita sendiri di masa mendatang.
Melarikan diri hanya akan membuat kita terus-menerus mengulangi kesalahan yang serupa dikemudian hari,
Karena kita tidak pernah mau menyadari konsekuensi dibalik perbuatan salah yang selama ini telah kita lakukan.
Melarikan diri tidak akan membuat diri kita dewasa.
Melarikan diri membuat pikiran kita dangkal, sempit, dan picik.
Melarikan diri artinya mengorbankan kehidupan orang lain.
Melarikan diri artinya bukan memelihara, namun merusak.
Melarikan diri selalu manis diawal,
Dan juga disaat bersamaan selalu pahit pada penghujung.
Melarikan diri dari tanggung jawab tidak akan pernah dapat membuat potensi diri diberdayakan,
Justru melemahkan diri kita sendiri,
Karena selalu mengandalkan upaya cuci tangan dan penghapusan jejak kesalahan.
Seperti halnya orang-orang dungu yang mengharap pembebasan,
Atau seperti keyakinan akan penghapusan dosa,
Masuk surga,
Dengan cara ritual sembah sujud kepada Tuhan,
Dengan harapan dapat dihapus segala dosa-dosa yang telah mereka buat,
Yang tidak lain ialah praktik melarikan diri seorang pengecut,
Pengecut yang tidak berani menghadapi dosa-dosa dirinya sendiri.
Seorang pengecut bukanlah teladan yang patut dijadikan figur untuk dicontoh,
Namun seorang penipu yang mencoba mengecoh dirinya sendiri dan menipu orang lain.
Seorang penipu selalu hidup dalam kepalsuan.
Dan seorang yang palsu tidak akan pernah mampu mengenal dirinya sendiri.
Seseorang yang terasing dengan dirinya sendiri,
Akan selamanya hidup tanpa makna,
Dan meninggal tanpa setitik pun hal yang berharga untuk diwariskan.
Seorang pengecut yang hanya mampu melarikan diri,
Adalah makhluk yang paling menyedihkan di muka bumi ini.
Terlahir dan hidup hanya untuk merusak dan menjadi beban dunia.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.