When We Face Ourselves

We may, feel tired of others who are improper toward us,
And close ourselves to them.
However,
We must not feel tired of ourselves.
We must learn to be able to behave as teachers who patiently guide ourselves.
Not all desires and impulses must be followed,
And not all reluctance should be served.
We need to begin to respect ourselves,
By wanting to learn from the mistakes we've made,
And learn not to repeat similar mistakes in the future.
We may be disappointed with the performance of ourselves when still young,
Or disappointed by our misfortune.
But we need not drag on the regrets of the past,
Or obsess about the future that is not certain will happen or not.
The results we receive,
It may be beyond our power to organize and control.
But at least we have tried our best in the process,
And enjoy the journey of the struggle.
Despite all the limitations,
Even with limited resources,
Even if we have wrongly stepped in the past,
But more important to begin to understand,
We can no longer act as if we have an unlimited amount of time to waste,
Extending friendship,
It does not print many enemies.
Installments and begin to build,
Not delay and accumulate work load.
Want to bother and dizzy to survive,
Not relying on and expecting good luck.
Opening every opportunity and potential,
Not feeling that self is great or is right.
Sensitive to every thing we should respect and obey,
It is no longer arrogant and as if we are always right or can never make mistakes.
Opening the eyes, heart, ears, and mind,
Not to be an inclusive human resembling a creature that comes from outer space.
Priority priority,
Not always enslaved by the desires of the childish heart.
Like a rice plant,
The more it contains,
So the more the rice plants become ducked.
The more dignified a person,
The more prominent the humble attitude,
Not just a speech that incarnate the jargon alone,
However, low profile,
In a real sense.

© HERY SHIETRA Copyright.

Kita boleh saja, merasa letih menghadapi orang lain yang bersikap tidak patut terhadap diri kita,
Dan menutup diri kita bagi mereka.
Namun demikian,
Kita tidak boleh merasa letih menghadapi diri kita sendiri.
Kita harus belajar untuk mampu bersikap sebagai guru yang sabar membimbing diri kita sendiri.
Tidak semua keinginan maupun dorongan hati harus diikuti,
Dan tidak semua rasa enggan harus diladeni.
Kita perlu mulai menghargai diri kita sendiri,
Dengan mau belajar dari kesalahan yang pernah kita buat,
Dan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan serupa dikemudian hari.
Kita boleh saja kecewa terhadap kinerja diri kita semasa muda,
Atau kecewa akibat ketidakberuntungan diri kita.
Namun kita tidak perlu berlarut-larut pada penyesalan tentang masa lalu,
Ataupun terobsesi tentang masa depan yang belum pasti akan terjadi atau tidaknya.
Hasil yang kita terima,
Mungkin diluar kekuasaan kita untuk mengatur dan mengendalikan.
Namun setidaknya kita telah berusaha yang terbaik dalam prosesnya,
Dan menikmati perjalanan dari perjuangan tersebut.
Sekalipun dengan segenap keterbatasan,
Sekalipun dengan sumber daya yang terbatas,
Sekalipun kita telah salah melangkah di masa lampau,
Namun yang lebih terpenting untuk mulai kita pahami,
Kita tidak boleh lagi bersikap seolah memiliki sumber daya waktu yang tidak terbatas untuk dibuang-buang,
Meluaskan jalinan persahabatan,
Bukan mencetak banyak musuh.
Mencicil dan memulai membangun,
Bukan menunda dan menumpuk beban pekerjaan.
Mau repot dan pusing untuk bertahan hidup,
Bukan mengandalkan dan mengharapkan keberuntungan.
Membuka setiap peluang dan potensi,
Bukan merasa sudah hebat atau sudah benar.
Sensitif terhadap setiap hal yang harus kita hargai, patuhi, dan hormati,
Bukan lagi bersikap arogan dan seakan kita selalu benar atau tidak pernah dapat melakukan kesalahan.
Membuka mata, hati, telinga, dan pikiran,
Bukan menjadi manusia esklusif yang menyerupai makhluk yang berasal dari luar angkasa.
Mengutamakan prioritas,
Bukan selalu diperbudak oleh keinginan hati yang kekanakan.
Bagaikan tanaman padi,
Yang kian berisi,
Maka kian tanaman padi tersebut menjadi merunduk.
Semakin bermartabat diri seseorang,
Semakin menonjol sikap rendah hati,
Bukan sekadar ucapan yang menjelma jargon semata,
Akan tetapi low profile,
Dalam arti yang sesungguhnya.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.