JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Be a Wolf or a Rabbit?

How beautiful,
Although injured,
Although hurt,
Although treated unfairly,
Although pressed by the crowd or community in our environment that made us as an object to be oppressed massively,
Although we lost when choosing to fight against the oppressors,
Yet we continue to live,
Undaunted,
Remains stood up,
And continued to live.
Tough.
Steadfast.
A mind that is unwavering.
A great person,
Not the people who are only brave when themselves in groups,
Nor those who oppress,
Nor those who are powerful but arrogant,
Nor those who have a lot of followers and supporters.
People who deserve to be called great,
Is he who dared to face reality,
Although he only stood alone to face all the oppression.
A great person,
Keep it up and move on,
Without faltering,
Completely unperturbed.
Despite knowing he would not win against masses of the oppressor,
He would not beg the oppressors,
Will not be part of the oppressors.
People who are really great,
Maintaining their own identity,
People who are really great,
Not the one who is able to bully others until the person is suffering and knees.
People who are truly great,
Is a person who is able to see their defilements.
People who deserve to be called great,
Not those who were able to colonize and conquer others.
People who deserve to be called great,
Is he who has successfully conquered their defilements,
Not the person who busy judging others,
Especially busy commenting on other people,
Oppress others,
Or hurt others.
People who deserve to be called as superb,
Bring happiness and justice for the people in his life,
Not a present to bring suffering and any unfair manner to others.
A crocodile will be familiar to fellow crocodiles,
The wolf will be familiar to fellow wolves,
Chase and kill a rabbit or a helpless deer.
It's okay, if the rabbit was not familiar to the group of alligators and the wolf,
Instead she will fall prey to them someday.
Wolves only familiar with fellow wolves,
It is not necessary for the rabbits to be like a wolf, just for the sake in order to be accepted in the group of wolves.
A rabbit should just get together and hang out with fellow rabbits.
It is natural when a wolf familiar with fellow wolves,
And it is natural that the wolves together to hunt and pounce on a rabbit.
What happens when a cat glimpse of himself in a mirror image reflection as a lion?
How wonderful if the rabbit is capable of strong and continue to survive despite being an object to be played by a pack of wolves who are thirsty and hungry.
However,
As fortunate as any into a wolf terrifying and ferocious,
Being able to pounce on whatever he wants,
So strong and powerful,
But he always filled with lusts,
Hunger by his own desires and his greed for preyed on.
Rabbit,
Although weak,
Without power,
Always be the victim,
But he was overwhelmed with happiness,
Peaceful heart,
Little desire,
And can take any sprawling grasses for her in this world without the need to seize the lives of other creatures.
Rabbit,
At least, he will never hunger throughout his life.
When you're asked to choose,
What then would you choose,
A wolf is strong and mighty,
Or a rabbit who is weak?
Any answer you give,
That is the deepest reflection of your character, which you probably never realized so far.

© HERY SHIETRA Copyright.

Alangkah indahnya,
Meski diculasi,
Meski disakiti,
Meski diperlakukan tidak adil,
Meski ditekan oleh kerumunan massa ataupun komunitas di lingkungan kita yang menjadikan kita sebagai objek untuk ditindas secara berjemaah,
Meski kita kalah ketika memilih untuk berperang melawan para penindas tersebut,
Namun kita tetap melanjutkan hidup,
Tanpa gentar,
Tetap bangkit berdiri,
Dan kembali melanjutkan hidup.
Tegar.
Teguh.
Mental yang tak tergoyahkan.
Orang yang hebat,
Bukanlah orang-orang yang hanya berani ketika diri mereka berkelompok,
Bukan juga orang-orang yang menindas,
Bukan juga orang-orang yang berkuasa namun arogan,
Bukan juga orang-orang yang memiliki banyak pengikut dan pendukung.
Orang yang patut disebut hebat,
Adalah ia yang berani untuk menghadapi kenyataan,
Meski ia hanya berdiri seorang diri menghadapi segala penindasan.
Orang yang hebat,
Tetap berdiri dan melanjutkan hidupnya,
Tanpa goyah,
Sama sekali tak gentar.
Meski tahu dirinya takkan menang menghadapi kelompok massa penindas,
Ia takkan mengemis pada para penindasnya,
Terlebih menjadi bagian dari para penindasnya tersebut.
Orang yang benar-benar hebat,
Tetap menjaga jati dirinya,
Orang yang benar-benar hebat,
Bukanlah orang yang mampu menindas orang lain hingga orang tersebut menderita dan bertekuk lutut.
Orang yang sungguh-sungguh hebat,
Adalah orang yang mampu melihat kekotoran batinnya sendiri.
Orang yang patut disebut hebat,
Bukanlah mereka yang mampu menjajah dan menaklukkan orang lain.
Orang yang layak disebut hebat,
Adalah ia yang telah berhasil menaklukkan kekotoran batinnya sendiri,
Bukan orang yang sibuk menghakimi orang lain,
Terlebih sibuk mengomentari orang lain,
Menindas orang lain,
Ataupun menyakiti orang lain.
Orang yang layak disebut sebagai hebat,
Membawa kebahagiaan dan keadilan bagi orang-orang dalam kehidupannya,
Bukan hadir membawa penderitaan bagi orang lain terlebih berlaku tidak adil.
Seekor buaya akan akrab terhadap sesama buaya,
Begitupula seekor serigala akan akrab terhadap sesama serigala,
Mengejar dan memangsa seekor kelinci atau seekor rusa yang tidak berdaya.
Tidak apa-apa, bila kelinci itu tidak akrab terhadap kelompok buaya dan serigala itu,
Daripada dirinya akan menjadi mangsa mereka suatu saat kelak.
Serigala hanya akrab dengan sesama serigala,
Tidaklah perlu bagi sang kelinci untuk menjadi seperti serigala hanya demi agar dapat diterima pada kelompok para serigala tersebut.
Seekor kelinci seharusnya hanya berkumpul dan bergaul dengan sesama kelinci.
Adalah wajar bila seekor serigala akrab dengan sesama serigala,
Dan adalah wajar bila serigala-serigala tersebut bersama-sama memburu dan menerkam seekor kelinci.
Apa jadinya bila seekor kucing melihat sosok dirinya pada pantulan bayangan cermin sebagai seekor singa?
Alangkah indahnya bila kelinci tersebut mampu tegar dan bertahan meski menjadi objek yang dipermainkan para kawanan serigala yang haus dan kelaparan tersebut.
Namun,
Seberuntung seperti apapun menjadi seekor serigala yang menakutkan dan ganas,
Mampu menerkam apapun yang ia kehendaki,
Begitu kuat dan berkuasa,
Namun dirinya selalu diliputi nafsu,
Kelaparan oleh keinginan dan ketamakannya sendiri untuk memangsa.
Seekor kelinci,
Meski lemah,
Tanpa daya,
Selalu menjadi mangsa,
Namun dirinya diliputi kebahagiaan,
Hati yang damai,
Sedikit keinginan,
Dan dapat memakan rumput apapun yang terhampar luas baginya di dunia ini,
Tanpa harus merenggut kehidupan makhluk lain untuk bertahan hidup.
Seekor kelinci,
Setidaknya, ia takkan pernah kelaparan sepanjang hidupnya.
Bila kau diminta untuk memilih,
Menjadi apakah yang akan kau pilih,
Seekor serigala yang kuat dan perkasa,
Ataukah seekor kelinci yang lemah?
Jawaban apapun yang kau berikan,
Itulah pantulan cerminan terdalam tabiatmu yang mungkin tidak kau sadari selama ini.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.