A Temporary Sojourn

Why do humans continue to hurt each other,
Even hurt and create suffering,
To the people closest to us.
Even hurt and hate our own lives.
Human pursuit of pleasure and happiness,
As proof that life is essentially miserable and boring.
When we asked,
If you can choose,
Whether we will choose to be born in this world?
Maybe we can answer with a lie,
Or with the diplomatic language,
Said that the human world is a stopover.
However,
Few of us are aware,
That we had been living in the world swirled this stopover.
Human nature,
Reborn in the realm of animals,
Reborn in the realm of gods,
Reborn in the realm of hungry ghosts,
Reborn in hell,
Reborn in the realm of Brahma,
And back again in the human realm.
We think that human nature is a stopover,
But in fact we only live round in circles.
We are attached to this stopover,
No matter how much we have shed tears.
There are human beings who live as if only to hurt and rob other people's lives.
There are those who live only for himself.
There are those who live only for self-sacrifice.
It's a variety nature and character of a man.
They are being shallow minded, will spin at a lower realm.
While they are a lot of good will be swirling in human nature and the gods.
However,
We've never seen any karmic chain that shackles us,
And brings with it the karmic chain in the next birth.
Karma is our private property.
While possession is the load itself.
But humans will increase the burden to themselves,
With all the greed,
And all the ignorance.
Learn to free themselves from the shackles of karmic chain,
That means, began wondering to learn remove the attachment of us.
We can not remove the suffering, as long as we still clutched tightly carnal pleasure.
Earthly pleasures always have a price we have to pay,
Namely suffering itself,
The suffering that comes from the attachment of us.
When we have a treasure that was stolen from us,
And we feel hurt as there are organs of our body that also lost along with the missing treasure.
Humans actually more buried himself deeper in the suffering of life.
So,
Is this what we really want?
We do not even really know the answer to ourselves,
Because we never truly get acquainted with ourselves.
We had been living in the world of masks.
Will it be forever,
We live in this falsehood?

© HERY SHIETRA Copyright.

Mengapa manusia terus saja saling menyakiti satu sama lain,
Bahkan menyakiti dan membuat derita,
Orang-orang terdekat kita.
Bahkan menyakiti dan membenci hidup kita sendiri.
Manusia mengejar kesenangan dan kebahagiaan,
Sebagai bukti bahwa hidup ini pada dasarnya penuh derita dan membosankan.
Bila kita ditanya,
Bila mampu memilih,
Apakah kita akan memilih untuk terlahir di dunia ini?
Mungkin kita bisa menjawab dengan berbohong,
Atau dengan bahasa diplomatis,
Berkata bahwa dunia manusia adalah sebuah persinggahan.
Namun,
Hanya sedikit dari antara kita yang menyadari,
Bahwa kita selama ini hidup berputar-putar di dunia persinggahan ini.
Alam manusia,
Terlahir kembali di alam hewan,
Terlahir kembali di alam dewa,
Terlahir kembali di alam setan kelaparan,
Terlahir kembali di neraka,
Terlahir kembali di alam brahma,
Dan kembali lagi di alam manusia.
Kita pikir alam manusia adalah persinggahan,
Namun senyatanya kita hanya hidup berputar-putar.
Kita melekat pada persinggahan ini,
Sebanyak apapun air mata telah kita teteskan.
Ada manusia yang hidup seakan hanya untuk menyakiti dan merampas hidup orang lain.
Ada orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri.
Ada orang yang hidup hanya untuk pengorbanan diri.
Sungguh beragam sifat dan karakter seorang manusia.
Mereka yang bersikap dangkal akan berputar-putar di alam rendah.
Sementara mereka banyak berbuat baik akan berputar-putar di alam manusia dan dewa.
Namun,
Kita tak pernah melihat adanya rantai karma yang membelenggu diri kita,
Dan membawa serta rantai karma itu dalam kelahiran selanjutnya.
Karma adalah milik pribadi kita.
Sementara milik adalah beban itu sendiri.
Namun manusia justru menambah beban diri,
Dengan segala ketamakan,
Dan segala kebodohan batinnya.
Belajar membebaskan diri dari belenggu rantai karma,
Artinya mulai untuk mau belajar melepas kemelekatan diri kita.
Kita tak dapat melepas penderitaan, selama kita masih mencengkeram erat kesenangan inderawi.
Kesenangan inderawi selalu memiliki harga yang harus kita bayar,
Yakni penderitaan itu sendiri,
Penderitaan yang bersumber dari kemelekatan diri kita.
Ketika kita memiliki harta yang dicuri dari diri kita,
Dan kita merasa terluka seolah terdapat organ tubuh kita yang turut hilang bersama dengan harta yang menghilang itu.
Manusia justru kian membenamkan dirinya lebih dalam lagi pada penderitaan hidup.
Jadi,
Inikah yang benar-benar kita inginkan?
Kita bahkan tak benar-benar tahu jawaban untuk diri kita sendiri,
Karena kita tak pernah sungguh-sungguh berkenalan dengan diri kita sendiri.
Kita selama ini hidup dalam dunia topeng.
Apakah akan selamanya,
Kita hidup dalam kepalsuan ini?


© Hak Cipta HERY SHIETRA.