How can we say that we really love other people,
If we ourselves hurt and destroy ourselves?
We will only really be able to love life and the lives of others,
And we just have the right to say love and appreciate one's life,
When we have first been able to love and appreciate ourselves and our own bodies.
Nor do we need to be obsessed with controlling the lives and life of others.
When we are still unable to control our own thoughts and lives,
So on what basis do we want to control the minds and lives of others?
Instead of controlling the lives of others,
Driving our own lives though, we are not necessarily capable.
Often we are good at criticizing and being a commentator, who is patronizing and busy commenting on the lives of others,
But we are always negligent and fail to monitor or criticize our own lives.
We need not have an obsession to be an ambassador who runs a mission to purify others,
As if we ourselves are pure and clean.
The defilements and the inner stupidity of ourselves, still very thick,
That's the fact.
Why do not we first train and purify ourselves,
Before we intend to judge and patronize others?
As well as,
We never really deserve to demand the obligations of others,
Before ourselves demands our duty to those others.
For what reason,
We think and believe that we always have the right to be respected and appreciated,
While we feel always entitled to harass and degrade the dignity of others?
Before we became a teacher,
Let us be someone worthy to be an example.
Before we intend to become a leader and a ruler,
We should first realize that being a leader means being a servant to the people.
Before we become a parent,
We should not forget the life of a child.
Why are we so easily able to hate others?
Because we have been before and have long, hated ourselves.
Before we intend to be patient and understanding to others,
Why do not we start by being fair, patient, and understanding to ourselves?
©
HERY SHIETRA Copyright.
Bagaimana mungkin, kita bisa menyatakan bahwa kita benar-benar tulus mencintai orang lain,
Bila kita sendiri justru menyakiti dan merusak diri kita sendiri?
Kita hanya akan benar-benar mampu menyayangi hidup dan kehidupan orang lain,
Dan kita baru berhak untuk mengatakan mencintai dan menghargai hidup seseorang,
Ketika kita telah terlebih dahulu mampu untuk mencintai dan menghargai diri dan tubuh kita sendiri.
Kita pun tidak perlu terobsesi untuk mengontrol hidup dan kehidupan dari orang lain.
Ketika kita masih tidak mampu untuk mengendalikan pikiran dan hidup diri kita sendiri,
Maka atas dasar apakah kita hendak mengontrol pikiran dan kehidupan orang lain?
Jangankan mengendalikan kehidupan orang lain,
Mengarahkan hidup kita sendiri pun, belum tentu kita mampu.
Acapkali kita pandai mengkritik dan menjadi komentator yang menggurui dan sibuk mengomentari kehidupan orang lain,
Namun kita selalu lalai dan gagal untuk mengawasi ataupun mengkritik kehidupan kita sendiri.
Kita tidak perlu memiliki obsesi untuk menjadi duta yang menjalankan misi untuk mensucikan orang lain,
Seolah diri kita sendiri sudah suci.
Kekotoran dan kebodohan batin diri kita sendiri, masih sangat tebal,
Itulah faktanya.
Mengapa kita tidak terlebih dahulu melatih dan memurnikan diri kita sendiri,
Sebelum kita berniat untuk menilai dan menggurui orang lain?
Sama halnya,
Kita tidak pernah benar-benar berhak untuk menuntut kewajiban orang lain,
Sebelum diri kita sendiri menuntut kewajiban diri kita terhadap orang lain tersebut.
Atas dasar alasan apakah,
Kita berpikir dan berkeyakinan bahwa kita selalu berhak untuk dihormati dan dihargai,
Sementara diri kita merasa selalu berhak untuk melecehkan dan merendahkan martabat orang lain?
Sebelum kita menjadi seorang guru,
Hendaknya kita menjadi seseorang yang layak untuk menjadi teladan.
Sebelum kita berniat untuk menjadi seorang pemimpin dan penguasa,
Hendaknya kita terlebih dahulu menyadari bahwa menjadi pemimpin artinya menjadi pelayan bagi rakyat.
Sebelum kita menjadi seorang orangtua,
Hendaknya kita tidak melupakan bagaimana kehidupan seorang kanak-kanak.
Mengapa kita begitu mudahnya dapat membenci orang lain?
Karena kita telah terlebih dahulu dan telah lama membenci diri kita sendiri.
Sebelum kita berniat untuk bersikap sabar dan penuh pengertian terhadap orang lain,
Mengapa tidak kita mulai dengan bersikap adil, sabar, dan penuh pengertian terhadap diri kita sendiri?
© Hak Cipta HERY SHIETRA.