The Shadow of Evil

When I was a kid,
I've made mistakes that hurt others.
Until now,
I am constantly haunted by that mistake.
How could it be,
People do evil,
Precisely proud and never fear the consequences.
When we hurt someone,
Physically as well as mentally,
Especially the person we hurt becomes permanent physical disability or prolonged inner trauma,
So as long as the victim suffers pain and hardship,
It means that during that time we have hurt him.
We can not think and assume,
That we only hurt the person once.
A person who is traumatized,
Or even permanent physical disability,
Due to our deliberate misdeeds or our neglect,
So it means we hurt him for the rest of his life.
When we are hurt,
We feel pain and suffering,
It may also be accompanied by fear, anger, sadness, and despair.
Everyone and all beings have the same feelings as us,
Wanting to live in peace and tranquility,
And do not want to feel pain.
But why do we still hurt other people and other creatures?
We do not want to be hurt,
But why do we feel entitled to harm others?
How could it be,
We can feel calm and forget all the evil we have made throughout our lives,
While we know that all causes, will give effect, according to the law of cause and effect.
By forgetting all our bad deeds,
Not means, we have never done any of these crimes,
Especially hope to be clean through the ritual of the remission of sin and enter heaven only by worshiping God.
We need to start to foster a sense of shame to do evil,
By understanding the feelings of others,
And gave birth to the mindset, a fear to do evil,
By contemplating the bad karma we will pick up in the future,
Without being able to escape from the shadows of our own deeds.
If we are afraid of being a victim of a crime,
Then it is time we are even more afraid to do evil to other creatures and humans.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika aku masih kecil,
Aku pernah membuat kesalahan yang membuat orang lain celaka.
Hingga kini,
Aku terus dihantui oleh kesalahan itu.
Bagaimana mungkin,
Orang-orang berbuat kejahatan,
Justru merasa bangga dan tidak pernah merasa takut akan akibatnya.
Ketika kita menyakiti seseorang,
Secara fisik maupun secara mental,
Terlebih orang yang kita sakiti menjadi mengalami cacat fisik permanen ataupun trauma batin berkepanjangan,
Maka selama korban itu menderita sakit dan kesukaran,
Artinya selama itu pula kita telah menyakiti dirinya.
Kita tidak dapat berpikir dan berasumsi,
Bahwa kita hanya menyakiti orang tersebut sebanyak satu kali.
Seseorang yang mengalami trauma,
Atau bahkan cacat fisik permanen,
Akibat perilaku buruk kita yang secara disengaja ataupun karena lalainya kita,
Maka sama artinya kita menyakiti dirinya untuk seumur hidup sang korban.
Ketika kita disakiti,
Kita merasakan sakit dan derita,
Mungkin juga disertai rasa takut, marah, sedih, dan putus asa.
Semua orang dan semua makhluk memiliki perasaan yang sama dengan kita,
Ingin hidup secara damai dan tenteram,
Dan tidak ingin merasakan rasa sakit.
Namun mengapa kita masih juga menyakiti orang lain dan makhluk lainnya?
Kita tidak ingin disakiti,
Namun mengapa kita merasa berhak untuk menyakiti orang lain?
Bagaimana mungkin,
Kita dapat merasa tenang dan melupakan seluruh kejahatan yang telah kita buat sepanjang hidup kita,
Sementara kita tahu bahwa segala sebab, akan melahirkan akibat, sesuai hukum sebab dan akibat.
Dengan melupakan segala perbuatan buruk kita,
Bukan berarti kita tidak pernah melakukan segala kejahatan tersebut,
Terlebih berharap akan bersih lewat ritual penghapusan dosa dan masuk surga hanya dengan menyembah Tuhan.
Kita perlu mulai untuk menumbuhkan rasa malu untuk berbuat jahat,
Dengan memahami perasaan orang lain,
Serta melahirkan pola pikir, berupa takut untuk berbuat jahat,
Dengan merenungkan buah karma buruk yang akan kita petik dikemudian hari,
Tanpa dapat melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan kita sendiri.
Bila kita takut menjadi korban dari sebuah kejahatan,
Maka sudah saatnya kita lebih takut lagi untuk berbuat jahat terhadap makhluk dan manusia lainnya.
Tidak selamanya memori tentang kejahatan yang telah kita lakukan akan mampu kita kubur ke dasar samudera.
Suatu saat,
Saat kita menjelang ajal,
Berbagai ingatan tentang kejahatan yang telah kita lakukan akan muncul ke permukaan,
Dan menyiksa kita hingga ke alam baka.
Kita adalah pewaris dari segala perbuatan kita sendiri.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.