Why someone can dare to do evil?
Because,
There is a concept about the abolition of sins.
Why is there someone who is willing and happy to do evil?
Because,
There is a concept of heavenly promises.
Why is there anyone who feels he will go to heaven despite doing a lot of evil?
Due to a shift in moral standards,
That the so-called highest good deeds is worshiping and praising God.
Why is there someone who does not think twice before doing a sadistic crime?
Because,
The perpetrator believes that heaven and hell are God's decisions,
Where God will be happy when the actors worship and perform ritual praise of God.
Why is there someone who is always doing evil without being burdened with responsibility for his actions?
Because,
We always carry the theme of human rights,
Without ever going to admit the existence of human rights responsibilities.
Why is there someone who is not afraid and not ashamed to do evil?
Because,
There are teachings that teach,
That the worst is not doing evil,
However, not worshiping God is the worst deed that will throw someone into hell.
Why is there someone who always feel at ease to do the corrupt and corruption?
Because,
Law enforcement is still half hearted,
And law enforcement is easy to buy.
Why is there anyone who becomes a criminal recidivist,
Even after being released from prison,
Again repeat the tougher crime?
Because, there is a religion that teaches,
Though stealing and committing adultery,
During the worship of God,
So he secured a plot in heaven,
Complete with aides angels.
Why, the police and the judges who should uphold the law and protect the people,
Actually contributed to society's ills?
Because there are criminals in the hearts of the law enforcement officers themselves,
Namely, greed and defilements.
Law enforcement should provide security, protect, and bring justice.
But when law enforcers actually become a threat to society,
Because it is dominated by a corrupt heart,
So the law enforcers are the villains themselves.
How could it be,
Criminals judge fellow criminals?
A law enforcer,
It should first conquer and imprison its own defilements.
Really,
The root of the humanitarian disaster,
It is when one does not want to acknowledge the defilements in his own heart,
And assume that he has been pure clean,
Even speculated that he was guaranteed to enter heaven.
Is,
You feel secure,
Comrade or stay close to someone who is very fond of relying on the remission of sins?
Is,
You will be perfectly safe,
Live side by side with someone who is so crazy about the forgiveness of sins?
Is not that,
Abolition of sins,
Needed only by a sinner?
Do you really want to deal with someone who often relies and begs for forgiveness of sins?
Is there anything to be proud of for forgiveness of sins?
Should not we just feel ashamed,
Being cheated and cowardly,
By asking forgiveness of sins?
Is God,
Would it really be unfair to forgive the sins of a sinner?
Then,
What about the victims?
Is God,
Ever ask them,
Do they forgive the sinners?
Do you think,
There is a more cheat way,
Rather than asking for forgiveness of sins? Do we really need abolition of sins?
©
HERY SHIETRA Copyright.
Mengapa seseorang dapat berani berbuat jahat?
Karena,
Ada konsep tentang penghapusan dosa.
Mengapa ada seseorang yang tega dan senang untuk berbuat jahat?
Karena,
Ada konsep tentang janji-janji surgawi.
Mengapa ada seseorang yang merasa dirinya akan masuk surga meski banyak berbuat jahat?
Karena adanya pergeseran standar moral,
Bahwa yang disebut perbuatan baik tertinggi ialah menyembah dan memuja-muji Tuhan.
Mengapa ada seseorang yang tidak berpikir dua kali sebelum melakukan kejahatan yang sadis?
Karena,
Sang pelaku meyakini bahwa surga dan neraka adalah keputusan Tuhan,
Dimana Tuhan akan gembira ketika si pelaku menyembah dan melakukan ritual pujian terhadap Tuhan.
Mengapa ada seseorang yang selalu berbuat jahat tanpa mau dibebani tanggung jawab atas perbuatannya?
Karena,
Kita selalu mengusung tema tentang hak asasi manusia,
Tanpa pernah mau mengakui eksistensinya kewajiban asasi manusia.
Mengapa ada seseorang yang tidak takut dan tidak malu untuk berbuat jahat?
Karena,
Ada ajaran yang mengajarkan,
Bahwa perbuatan terburuk bukanlah berbuat jahat,
Namun, tidak menyembah Tuhan adalah perbuatan terjahat yang akan melempar seseorang ke dalam neraka.
Mengapa ada seseorang yang senantiasa tenang untuk berbuat korup dan melakukan korupsi?
Karena,
Penegakan hukum masih separuh hati,
Dan para penegak hukum mudah untuk dibeli.
Mengapa ada seseorang yang menjadi penjahat residivis,
Bahkan setelah lepas dari penjara,
Kembali mengulangi kejahatan yang lebih keras?
Karena, terdapat agama yang mengajarkan,
Sekalipun mencuri dan berzina,
Selama menyembah Tuhan,
Maka dirinya terjamin mendapat tanah kapling di surga,
Lengkap dengan para pembantu bidadari.
Mwngapa, polisi dan hakim yang seharunya menegakkan hukum dan melindungi masyarakat,
Justru turut menjadi penyakit masyarakat?
Karena terdapat penjahat di dalam hati sang aparat penegak hukum,
Yakni ketamakan dan kekotoran batin.
Penegak hukum semestinya memberi rasa aman, melindungi, dan menghadirkan keadilan.
Namun ketika penegak hukum justru menjadi ancaman bagi masyarakat,
Karena dikuasai oleh hati yang korup,
Maka penegak hukum adalah penjahat itu sendiri.
Bagaimana mungkin,
Penjahat mengadili sesama penjahat?
Seorang penegak hukum,
Semestinya terlebih dahulu menaklukkan dan memenjara kekotoran batinnya sendiri.
Sungguh,
Akar dari petaka kemanusiaan,
Adalah ketika seseorang memungkiri kekotoran batin di dalam hatinya sendiri,
Dan berasumsi bahwa dirinya telah suci bersih,
Bahkan berspekulasi bahwa dirinya telah terjamin masuk surga.
Apakah,
Engkau merasa aman,
Berkawan atau tinggal berdekatan dengan seseorang yang sangat gemar mengandalkan pengampunan dosa?
Apakah,
Engkau akan betul-betul aman,
Hidup berdampingan dengan seseorang yang sangat tergila-gila akan pengampunan dosa?
Bukankah,
Pengampunan dosa,
Hanya dibutuhkan oleh seorang pendosa?
Apakah kau sungguh-sungguh ingin berurusan dengan seseorang yang sering mengandalkan dan memohon pengampunan dosa?
Apakah ada yang dapat dibanggakan dari memohon pengampunan dosa?
Bukankah kita justru seharusnya merasa malu,
Karena telah bersikap curang dan pengecut,
Dengan memohon pengampunan dosa?
Apakah Tuhan,
Benar-benar akan bersikap tidak adil dengan mengampuni dosa-dosa seorang pendosa?
Lalu,
Bagaimana dengan para korbannya?
Apakah Tuhan,
Pernah bertanya pada mereka,
Apakah mereka memaafkan para pendosa itu?
Apakah menurutmu,
Ada cara yang lebih curang,
Daripada memohon pengampunan dosa? Apakah kita benar-benar membutuhkan penghapusan dosa?
© Hak Cipta HERY SHIETRA.