Bad News is Always a Good News

One morning, we open a newspaper,
And read the news, that there was a humanitarian tragedy,
One man hurt each other and cheated one another.
One afternoon, we hear the news on the radio,
Again repeat the humanitarian tragedy,
Fraud and mistreatment of fellow human beings.
One night, we were watching the news on television,
Human beings mutually corrupt other human beings.
The next day,
We live the same rituals of life,
The same news,
The same newspaper,
The same radio,
The same television,
The same humanitarian tragedy,
As if being as hungry as a reporter,
Bad news is good news,
We do not get tired of reading the same human tragedy,
Do not get tired of hearing the same horror and hysteria repeatedly every day,
Do not get tired of watching the same sadistic news every night.
Every day we always hear the news about traffic jams,
Right on the same street,
At the same time,
And the same moment.
The same news continues to be echoed and repeatedly like a dull life ritual.
Nonetheless,
We are still listening to the radio newscast.
Everyday,
We hear news of the dead falling from the war,
Starving,
Communal conflict,
Civil War,
Natural disasters,
Due to environmental damage,
As a result of violence,
And the consequences of government neglect.
Nonetheless,
The sad news continued to bombard the television screen,
Being a headline in a newspaper,
Or a radio announcer who echoes it vigorously,
Everyday.
With the same broadcaster,
The same news,
The same audience,
The same reader,
And the same listener.
Is not life like a cycle that circles a circle,
Without a tip,
And without end.
Keep circling,
In the same ritual of life.
Is not this enough for us to be bored with what life can offer?
Why do we continue to be treated by the same bad news,
The same terror,
The same pain,
The same concern,
The same fear,
The same sorrow,
The same trauma,
The same suffering,
Since it has become a ritual,
The bad news continues to be reproduced.
Making bad news as part of the print and digital media industry.
We, again,
Just being a consumer,
Consumers who are always hungry and thirsty for the same bad news.
We can get bored and feel sick when constantly eating the same food.
But somehow,
We never get tired of hearing the same human tragedy.
Maybe,
It became a means of amusement,
That there are others who are much more miserable than us out there,
That we can be grateful,
That we are not the most suffering people in the world.
This is what I call it,
Pitfalls of life.

© HERY SHIETRA Copyright.

Suatu pagi, kita membuka surat kabar,
Dan membaca berita, bahwa terjadi tragedi kemanusiaan,
Manusia satu saling menyakiti dan menipu satu sama lain.
Suatu siang, kita mendengar berita di radio,
Kembali terulang tragedi kemanusiaan,
Penipuan dan penganiayaan sesama manusia.
Suatu malam, kita menonton tayangan berita di televisi,
Manusia satu saling mengkorupsi manusia lain.
Keesokan harinya,
Kita menjalani ritual kehidupan yang sama,
Berita yang sama,
Surat kabar yang sama,
Radio yang sama,
Televisi yang sama,
Tragedi kemanusiaan yang sama,
Seakan menjadi sama hausnya dengan seorang reporter,
Bad news is good news,
Kita tidak bosan-bosan membaca tragedi kemanusiaan yang sama,
Tidak bosan-bosan mendengar kengerian dan histeria yang sama secara berulang-ulang setiap harinya,
Tidak bosan-bosan menyaksikan berita sadis yang sama setiap malamnya.
Setiap hari kita selalu mendengar berita tentang kemacetan lalu lintas,
Tepat di ruas jalan yang sama,
Pada waktu yang sama,
Dan momen yang sama.
Berita yang sama terus didengungkan dan berulang-ulang bagaikan ritual kehidupan yang menjemukan.
Tetap saja,
Kita masih mendengarkan siaran berita radio itu.
Setiap harinya,
Kita mendengar berita tentang korban tewas berjatuhan akibat perang,
Kelaparan,
Konflik komunal,
Perang saudara,
Bencana alam,
Akibat kerusakan lingkungan,
Akibat kekerasan,
Dan akibat penelantaran pemerintah.
Tetap saja,
Berita-berita menyedihkan itu terus memborbardir layar televisi,
Menjadi headline dalam surat kabar,
Atau penyiar radio yang mengumandangkannya dengan penuh semangat,
Setiap harinya.
Dengan penyiar yang sama,
Berita yang sama,
Penonton yang sama,
Pembaca yang sama,
Dan pendengar yang sama.
Bukankah hidup bagaikan sebuah siklus yang melingkari sebuah lingkaran,
Tanpa ujung,
Dan tanpa akhir.
Terus berputar-putar,
Dalam ritual kehidupan yang sama.
Apakah semua ini belum cukup juga bagi kita untuk merasa bosan dengan apa yang dapat ditawarkan oleh kehidupan?
Mengapa kita terus disuguhi oleh berita buruk yang sama,
Teror yang sama,
Kepedihan yang sama,
Keprihatinan yang sama,
Ketakutan yang sama,
Kesedihan yang sama,
Trauma yang sama,
Penderitaan yang sama.
Karena telah menjadi ritual,
Berita buruk terus direproduksi.
Menjadikan berita buruk sebagai bagian dari industri media cetak dan media digital.
Kita, lagi-lagi,
Hanya menjadi konsumen,
Konsumen yang selalu lapar dan haus akan berita-berita buruk yang sama.
Kita dapat bosan dan merasa muak ketika terus-menerus memakan makanan yang sama.
Namun entah mengapa,
Kita tidak pernah bosan mendengar tragedi kemanusiaan yang sama.
Mungkin,
Itu menjadi ajang menghibur diri,
Bahwa ada orang lain yang jauh lebih menderita dari kita diluar sana,
Bahwa kita dapat bersyukur,
Bahwa bukanlah kita orang yang paling menderita di dunia ini.
Inilah yang kusebut sebagai,
Jebakan kehidupan.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.