JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Living Like a Robot, Programmed, and Subject to the Program

Life is not only the issue of logic,
But also about the paradigm.
The workings of logic,
Is through the process of syllogism.
While the paradigm,
Playing in the level of input to the major premise and the minor premise.
When we think, live, and believe,
Diligent that is exhausting,
And exhausting means to suffer,
Then we will shun diligent attitude,
Because diligent attitude is suffering.
However, with the reversal of the paradigm,
We create a new perception.
When we believe and interpret,
With a new understanding or definition,
Diligent that is mature the self,
Wherein mature the self, is that the seeds for the work,
Wherein work means to actualize themselves,
Wherein self-actualization is the source of happiness,
Then we will pursue diligent attitude, for the sake of happiness gather meaningful life.
Robot resembles a human being,
Is a man who never wanted to renew the assumptions that had been embedded in the minds of them,
Always wear point of view, from the glasses worn out of themselves which not necessarily good for every conditions that are constantly changing.
That is why,
Communicate with yourself.
Self evaluation,
As well as introspection is the essence of life.
When we connect with ourselves,
We will be able to see the different threads of logic and syllogistic process paradigm that fills and crammed into warehouses and the subconscious mind of us.
When we are able to communicate with ourselves,
To know more closely about ourselves,
We will be able to change the perceptions which have been unsuitable,
And replace it with a variety of new and better assumptions for the logical process that runs behind the subconscious of us.
Self-renewal is important,
So we do not become a robot controlled by a variety of processes syllogism which runs behind our mind and our subconscious,
Felt as helpless face impulse and reactions of self,
Full compliance with the will and the instinct or impulse response from the oneself that is not necessarily good for ourselves and others.
If during this time we have a variety of will or thought which is irrational,
And feel helpless against all of the strangeness attitude of self,
So that means it's time for us step back for a moment,
And began to self-purification step, from all the major premise and the minor premise within the head and subconscious of us.
Just as routinely disassemble and clean the warehouse contents inside our homes,
Removing and replacing items that is not feasible,
So that the house where we live, do not become a source of disease.
Just as our body skin regenerated,
Our physical shape is also changing,
Grow or shrink the brain capacity in line with its use,
So too with various assumptions that are processing in the method of syllogism which runs behind our heads.
It is time,
We become masters of what works behind the head and subconscious of us,
No longer helpless, or just be a robot which full compliance with the process behind syllogism and obsolete assumptions, which buried in subconscious within ourselves.
Let us not become a victim from our own obsolete assumptions.
Clean up the contents of our heads as we were fixing the house and our bedroom.
Clean up from garbage and existing dirt.
The house was clean and beautiful,
Naturally comfortable populated and habitable.

© HERY SHIETRA Copyright.

Hidup bukan saja persoalan logika,
Namun juga perihal paradigma.
Cara kerja logika,
Ialah lewat proses silogisme.
Sementara paradigma,
Bermain dalam tataran input terhadap premis mayor dan premis minor.
Ketika kita berpikir, menjiwai, dan meyakini,
Bahwa rajin adalah meletihkan,
Dan meletihkan artinya menderita,
Maka kita akan menjauhi sikap rajin,
Karena sikap rajin adalah penderitaan.
Namun dengan pembalikan paradigma,
Kita membuat persepsi baru.
Ketika kita meyakini dan memaknai,
Dengan pengertian atau defini baru,
Bahwa rajin adalah mendewasakan diri,
Dimana mendewasakan diri adalah bibit untuk berkarya,
Dimana berkarya artinya beraktualisasi diri,
Dimana aktualisasi diri adalah sumber kebahagiaan,
Maka kita akan mengejar sikap rajin demi menghimpun kebahagiaan hidup yang bermakna.
Manusia yang menyerupai robot,
Adalah manusia yang tidak pernah mau memperbaharui berbagai asumsi yang selama ini telah tertanam dalam benak diri mereka,
Senantiasa memakai sudut pandang dari kacamata usang mereka yang belum tentu baik untuk setiap kondisi yang terus berubah.
Itu sebabnya,
Berkomunikasi dengan diri sendiri.
Evaluasi diri,
Serta introspeksi diri adalah esensi kehidupan.
Ketika kita terhubung dengan diri kita sendiri,
Kita akan mampu melihat berbagai benang proses silogisme logika dan paradigma yang memenuhi gudang pikiran dan alam bawah sadar diri kita.
Disaat kita mampu berkomunikasi dengan diri kita sendiri,
Mengenal lebih dekat diri kita sendiri,
Kita akan mampu mengganti berbagai persepsi yang sudah tidak layak pakai,
Dan menggantinya dengan berbagai asumsi baru yang lebih baik bagi proses logika yang berjalan di balik alam bawah sadar diri kita.
Pembaharuan diri penting,
Agar kita tidak menjadi robot yang dikontrol oleh berbagai proses silogisme yang berjalan di balik pikiran dan alam bawah sadar diri kita sendiri,
Merasa seakan tanpa daya menghadapi dorongan dan reaksi diri,
Tunduk sepenuhnya pada insting atau dorongan kehendak dan respon dari dalam diri yang belum tentu baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
Bila selama ini kita memiliki berbagai kehendak atau pemikiran yang irasional,
Dan merasa tidak berdaya menghadapi semua keanehan sikap diri,
Maka artinya sudah saatnya kita mundur untuk sejenak,
Dan mulai langkah pemurnian diri dari segala premis mayor dan premis minor di dalam kepala dan alam bawah sadar diri kita.
Bagaikan secara rutin membongkar dan membersihkan isi gudang di dalam rumah kita,
Mengeluarkan dan mengganti barang-barang yang sudah tidak layak,
Agar rumah tempat tinggal kita tidak menjadi sarang penyakit.
Bagaikan kulit tubuh kita yang terus memperbaharui diri,
Bentuk fisik kita juga mengalami perubahan,
Kapasitas otak bertambah atau menciut sejalan dengan penggunaannya,
Maka begitu pula dengan berbagai asumsi yang berproses dalam metode silogisme yang berjalan di balik kepala kita.
Sudah saatnya,
Kita menjadi tuan atas apa yang bekerja di balik kepala dan alam bawah sadar diri kita,
Tidak lagi tidak berdaya ataupun hanya menjadi robot yang tunduk sepenuhnya pada proses dibalik silogisme dan berbagai asumsi usang yang terbenam di dalam alam bawah sadar diri kita sendiri.
Jangan sampai kita menjadi korban dari asumsi usang diri kita sendiri.
Benahi isi kepala kita seperti kita sedang membenahi isi rumah dan kamar tidur kita.
Bersihkan dari sampah dan kotoran-kotoran yang ada.
Rumah yang bersih dan indah,
Tentu nyaman dihuni dan ditempati.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.