Have you ever seen your shadow in the water surface reflection?
Water surface that resembles the mirror calm and flat.
When he did not move, you're able to see the reflection of your shadow in
the mirror surface of the water.
However, when the water level was rippling, it shook, the picture is not
clear reflection of your face.
Just as we want to see and recognize ourselves.
The noise of life,
Frenetic life,
The hubbub of the city,
Make yourself we will not be able to see and recognize who we really are.
The human soul resembles the reflection of a shadow on the surface of the
water,
The human soul resembles the mirror when he settles in silence.
We need to connect with ourselves.
But the bussiness activities,
Various attachment to material possessions,
Various intoxicating power,
Various community of friends who fool,
Make we lost contact with ourselves.
We could not even sit in meditation for fifteen minutes.
We become restless,
agitated,
Anxious,
Even feel pain and fear.
It's confusing.
We are able and happy to connect with others,
Recognized by the crowd,
Honored and awards.
But at the same time we are reluctant to connect with ourselves.
The longer immersed in the frenetic life,
We began to fear to start recognizing and connect with ourselves.
Through meditation,
We will be able to see and begin to deal with our fear,
Our inner restlessness,
Mental pain and the pain of our bodies,
How our minds wriggle and fight against ourselves,
How our will, precisely contrary to the good of ourselves,
How we feel, unable to resist,
How memories of a painful memory.
Extreme boredom,
Be strong evidence that we even feel bored and hate against ourselves.
If we really love and like ourselves,
Then we may not feel the ennui in a meditation session.
Because of boredom,
So how can we know ourselves?
To pursue a lover,
We are willing to do anything,
Wasting time,
Discard costs,
Wasting energy,
Sacrifice anything.
However why are we not able to make the same sacrifice to be able to
recognize and favored by ourselves?
During our interior still resembles the surface of a choppy sea water,
So no reflection of any picture that can be formed on the surface of the
water.
Like a calm lake water surface,
That is where we need to dwell for a moment,
And began to dive deeply into ourselves.
Life is exploration.
However instead of browsing to find a new continent,
Or to find a new earth plate in other galaxies.
But the exploration into the deep ocean and mysterious soul.
We ourselves are buried deep in the ocean floor the mind and soul,
Waiting to be found.
Have we committed to reach out and grab ourselves immersed in the bottom of
the ocean?
Only you yourself are able to help yourself.
Buddha only shows the way for you to step over.
Furthermore, it is up to the selection of your own life.
We always have a free choice in life.
There are times when we started to need to take a variety of options on our
own life decisions.
Regardless of the condition of the community and our environment.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Pernahkah kau melihat
pantulan bayanganmu di permukaan air?
Permukaan air yang menyerupai
cermin itu tenang dan datar.
Ketika ia bergeming, kau
mampu melihat pantulan bayanganmu pada cermin permukaan air.
Namun ketika permukaan air
itu beriak, ia berguncang, maka gambaran pantulan wajahmu menjadi tidak jelas.
Sama seperti kita hendak
melihat dan mengenali diri kita sendiri.
Kegaduhan hidup,
Hingar bingar kehidupan,
Keriuhan kota,
Membuat kita tidak akan dapat
melihat dan mengenali siapa diri kita sesungguhnya.
Jiwa manusia menyerupai pantulan
bayangan di permukaan air,
Jiwa manusia menyerupai
cermin ketika ia tenang dalam keheningan.
Kita perlu terhubung dengan
diri kita sendiri.
Namun berbagai kesibukan,
Berbagai kemelekatan akan
harta materi,
Berbagai kekuasaan yang
memabukkan,
Berbagai komunitas pertemanan
yang membodohi,
Membuat kita putus kontak
terhadap diri kita sendiri.
Kita bahkan tak sanggup duduk
bermeditasi untuk lima belas menit.
Kita menjadi resah,
Gelisah,
Cemas,
Bahkan merasa sakit dan
ketakutan.
Memang membingungkan.
Kita sanggup dan dengan senang
hati terhubung dengan orang lain,
Dikenali oleh orang banyak,
Mendapat penghormatan serta
penghargaan.
Namun disaat bersamaan kita
enggan untuk terhubung dengan diri kita sendiri.
Semakin lama tenggelam dalam
hingar-bingar kehidupan,
Kita mulai takut untuk mulai
mengenali dan terhubung dengan diri kita sendiri.
Lewat meditasi,
Kita akan mampu melihat dan
mulai menghadapi berbagai rasa takut kita,
Kegelisahan batin kita,
Rasa sakit mental dan rasa
sakit tubuh kita,
Bagaimana pikiran kita
meronta dan melawan diri kita sendiri,
Bagaimana kehendak kita
justru bertentangan dengan kebaikan diri kita sendiri,
Bagaimana perasaan kita tidak
mampu dibendung,
Bagaimana ingatan-ingatan memori
yang menyakitkan.
Rasa bosan yang amat sangat,
Menjadi bukti kuat bahwa kita
bahkan merasa bosan dan benci terhadap diri kita sendiri.
Bila kita benar-benar mencintai
dan menyukai diri kita sendiri,
Maka tidak mungkin kita
merasakan perasaan bosan dalam sesi meditasi.
Karena bosan,
Maka bagaimana mungkin kita
dapat mengenal diri kita sendiri?
Untuk mengejar seorang
kekasih,
Kita rela melakukan apa saja,
Membuang waktu,
Membuang biaya,
Membuang tenaga,
Mengorbankan apapun.
Namun mengapa kita tak mampu
membuat pengorbanan yang sama untuk dapat mengenal dan disukai oleh diri kita
sendiri?
Selama batin kita masih
menyerupai permukaan air laut yang berombak,
Maka tiada pantulan gambaran
apapun yang dapat terbentuk di permukaan airnya.
Bagaikan danau yang tenang permukaan
airnya,
Disitulah kita perlu berdiam
untuk sejenak,
Dan mulai menyelam dalam ke
dalam diri kita sendiri.
Hidup adalah penjelajahan.
Namun bukan penjelajahan
untuk menemukan benua baru,
Ataupun untuk menemukan plate
bumi yang baru di galaksi lain.
Namun penjelajahan ke dalam
samudera jiwa yang dalam dan misterius.
Diri kita terbenam jauh di
dalam dasar samudera pikiran dan jiwa,
Menunggu untuk kita temukan.
Sudahkah kita berkomitmen
untuk mengulurkan tangan dan meraih diri kita yang terbenam di dasar lautan
tersebut?
Hanya engkau sendiri yang
mampu menolong dirimu sendiri.
Seorang Buddha hanya
menunjukkan jalan untuk kau tapaki.
Selanjutnya adalah terserah
pada pilihan hidupmu sendiri.
Kita selalu memiliki pilihan
bebas dalam hidup.
Ada saatnya kita mulai perlu
mengambil berbagai pilihan atas keputusan hidup kita sendiri.
Terlepas dari apapun kondisi
lingkungan hidup kita.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.