The Real Disaster

When we attach to the beauty of our face,
Then we will be disappointed when our faces begin to show wrinkles.
When we cling to our intelligence and skill,
Then we will encounter fear when we begin to become senile and out of date.
When we are attached to our physical beauty,
Then we will be gripped by sadness as the disease begins to gnaw our bodies.
When we are attached to justice,
Then we will feel angry when being treated unfairly.
Moreover,
There will never be justice in this ever unfair world.
When we attach to the sensation of the tongue,
Then we will demand a lot when we want to eat something.
When we are attached to self-esteem,
Then we will be caught up in feelings of resentment and hatred when someone insults us improperly.
When we cling to a friend,
Then we will suffer from boredom when left alone.
When we cling to the misconception that we can not do wrong,
Then we will never be able to improve ourselves.
When we are attached to our self-esteem,
Then we will not be able to optimize all our potential.
When we are attached to feelings of fear and anxiety,
So forever we will live behind the shadows of darkness.
When we attach to worldly pleasures,
Then we will be disappointed to find the reality of life and start trapped in the use of illegal drugs.
When we cling to a lover,
Then we will be sad when the lover moves to another heart.
When we are attached to a house,
Then we will live in a narrow world, while the world is so vast.
When we attach to a ritual,
Then we will never reach liberation, because the ritual never makes a person holy.
When we attach to bad deeds,
As if we can not survive without doing various crimes,
So it means we are digging our own grave.
When we attach to a less superior character,
So forever we will lose, in a world filled with this competition.
When we cling to old habits,
Then we will never change or reform ourselves.
When we attach to the defilements,
Then that is the real disaster.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika kita melekat pada kecantikan rupa wajah kita,
Maka kita akan dilanda kecewa ketika wajah kita mulai menampakkan keriput.
Ketika kita melekat pada kecerdasan dan keterampilan kita,
Maka kita akan menjumpai ketakutan ketika kita mulai menjadi pikun dan ketinggalan zaman.
Ketika kita melekat pada keindahan fisik kita,
Maka kita akan dicengkeram oleh kesedihan ketika penyakit mulai menggerogoti tubuh kita.
Ketika kita melekat pada keadilan,
Maka kita akan merasakan marah ketika diperlakukan secara tidak adil.
Terlagipula,
Tidak pernah akan ada keadilan di dunia yang memang tidak pernah adil ini.
Ketika kita melekat pada sensasi lidah,
Maka kita akan banyak menuntut ketika hendak memakan sesuatu.
Ketika kita melekat pada harga diri,
Maka kita akan terjebak dalam perasaan dendam dan kebencian ketika seseorang menghina diri kita secara tidak patut.
Ketika kita melekat pada sahabat,
Maka kita akan merasa menderita karena bosan ketika ditinggal seorang diri.
Ketika kita melekat pada padangan keliru bahwa diri kita tidak dapat berbuat keliru,
Maka kita tidak akan pernah mampu untuk memperbaiki diri.
Ketika kita melekat pada rasa tidak percaya diri,
Maka kita tidak akan dapat mengoptimalkan segenap potensi diri.
Ketika kita melekat pada perasaan takut dan cemas,
Maka selamanya kita akan hidup dibalik bayang-bayang kegelapan.
Ketika kita melekat pada kenikmatan duniawi,
Maka kita akan kecewa mendapati kenyataan hidup dan mulai terjebak dalam penggunaan obat-obatan terlarang.
Ketika kita melekat pada seorang kekasih,
Maka kita akan bersedih ketika sang kekasih berpindah ke lain hati.
Ketika kita melekat pada sebuah rumah,
Maka kita akan hidup pada dunia yang sempit, sementara dunia demikian luas.
Ketika kita melekat pada sebuah ritual,
Maka kita tidak akan pernah mencapai pembebasan, karena ritual tidak pernah membuat seseorang menjadi suci.
Ketika kita melekat pada perbuatan buruk,
Seakan kita tidak dapat bertahan hidup tanpa melakukan berbagai kejahatan,
Maka sama artinya kita sedang menggali lubang kubur kita sendiri.
Ketika kita melekat pada karakter yang kurang unggul,
Maka selamanya kita akan kalah dalam dunia yang penuh dengan kompetisi ini.
Ketika kita melekat pada kebiasaan lama,
Maka kita tidak akan pernah mau berubah ataupun mereformasi diri.
Ketika kita melekat kepada kekotoran batin,
Maka itulah bencana sesungguhnya.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.