If we are not deaf.
So we should not act as if deaf,
Later we can be completely deaf in the end.
However,
This ear should serve to hear what we have to hear,
Not just to hear what we want to hear.
We are not deaf,
But we often pretend to be deaf,
Or maybe we make ourselves to be deaf.
If we are not beggars,
So we should not behave like a beggar,
Later we will actually become a beggar.
If we are not really kind people,
So we should not behave as if a person were to be holy and good,
Because people who pretend good, will never really be kind.
Kindness comes from sincerity and purity of attitude,
Not based on the pretense or hidden motives hidden behind it.
Someone with bad thoughts and hearts,
Never has the right to make the impression that he / she is a good person.
For what also,
The bad guy displays the self-image as a good person?
Maybe,
Himself just trying to deceive,
Fooling himself and deceiving others.
As if believing that he is holy and clean,
Although in fact he is rotten and bad,
So by successfully deceiving yourself or others,
He will go to heaven.
The ability to be honest is as important as life itself,
Because what is life with longevity when our long life is sustained by all
the piles of lies and falsehoods.
If we are not good people,
Say it out loud,
As it is,
That we are not good people.
For what, too, we outwit others by making the impression that we are good
people, though not really?
If we are a liar,
Why do not we dare to tell the truth that we are a liar?
Precisely because of the inability to be honest that is,
He then became a cheater.
Someone,
Should be skilled to be honest,
Not making yourself skilled in dishonesty.
Someone,
Should be proud of able and courageous to be honest,
It is not exactly calm to form the character of a self as someone who has
not spoken truthfully throughout his life.
We should feel ashamed,
Because the god of death did not even deceive anyone by wearing an angel's
robe.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Bila kita tidak tuli.
Maka hendaknya kita tidak
bersikap seakan-akan tuli,
Nanti kita bisa benar-benar
tuli pada akhirnya.
Namun begitu,
Telinga ini semestinya
berfungsi untuk mendengar apa yang harus kita dengar,
Bukan hanya untuk mendengar apa
yang ingin kita dengar.
Kita tidak tuli,
Namun kita kerapkali
berpura-pura tuli,
Atau mungkin juga membuat
diri kita sendiri menjadi tuli.
Bila kita bukanlah seorang
pengemis,
Maka hendaknya kita tidak
bersikap seperti seorang pengemis,
Nanti kita akan benar-benar menjadi
seorang pengemis.
Bila kita bukanlah orang yang
benar-benar baik hati,
Maka hendaknya kita tidak
bersikap seolah-olah sebagai orang yang berhati suci dan baik hati,
Karena orang yang
berpura-pura baik tidak akan pernah benar-benar menjadi baik hati.
Kebaikan hati bersumber dari
ketulusan dan kemurnian sikap,
Bukan dilandasi oleh
kepura-puraan ataupun motif terselubung yang tersembunyi dibaliknya.
Seseorang dengan pikiran dan
hati yang buruk,
Tidak pernah memiliki hak
untuk membuat kesan bahwa dirinya adalah orang baik.
Untuk apa juga,
Orang jahat menampilkan citra
diri sebagai orang baik?
Mungkin,
Dirinya hanya mencoba untuk
mengecoh,
Mengecoh dirinya sendiri dan
mengecoh orang lain.
Seakan dengan meyakini bahwa
dirinya adalah suci dan bersih,
Meski senyatanya busuk dan
buruk,
Maka dengan berhasil mengecoh
diri sendiri ataupun orang lain,
Dirinya akan masuk surga.
Kemampuan untuk bersikap
jujur sama pentingnya dengan kehidupan itu sendiri,
Karena apalah artinya hidup
dengan umur panjang bila kehidupan panjang kita ini ditopang oleh segenap tumpukan
kebohongan dan kepalsuan.
Jika kita bukanlah orang
baik,
Katakanlah secara terus
terang,
Apa adanya,
Bahwa kita bukanlah orang
baik.
Untuk apa juga, kita mengecoh
orang lain dengan membuat kesan seakan kita adalah orang baik, meski senyatanya
tidak?
Bila kita adalah seorang
penipu,
Mengapa kita tidak berani
untuk berterus terang bahwa diri kita adalah seorang penipu?
Justru karena ketidakmampuan
untuk bersikap jujur itulah,
Dirinya kemudian menjadi
seorang penipu.
Seseorang,
Semestinya terampil untuk
bersikap jujur,
Bukan membuat diri terampil
dalam ketidakjujuran.
Seseorang,
Semestinya bangga mampu dan
berani untuk bersikap jujur,
Bukan justru merasa tenang
membentuk watak diri sebagai seseorang yang tidak pernah berkata jujur
sepanjang hidupnya.
Kita semestinya merasa malu,
Karena dewa pencabut nyawa
sekalipun tidak pernah mengecoh siapapun dengan mengenakan jubah seorang
malaikat.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.