Indeed, it’s true, we are entitled to anger when wounded and hurt without
being given the right to defend ourselves.
However,
We must know the limits,
And realize when it's time to stop,
And let it pass,
Without the need to stick and drag on.
True, we did arrive in time for rebellion and disobedience,
When the occupation of the mind occurs.
Nevertheless,
We must know the limits,
And realizing when to lay down a weapon,
And let peace dawn and bloom in full light.
Without the need to feel shame, disappointment, or despair.
Really, there is a time for us to speak up and fight,
When all slander and oppression which are blindly we experience.
Even so,
We must know the limits,
And realize when to back silent and shut our mouths shut,
And let the consciousness of each party to speak out.
No need to feel responsible to be a judge or prosecutor.
True, there is a time for us to rise up from our seats and go,
When we can not grow optimally and without humane treatment.
Nevertheless,
We must know the limits,
And realize it's time for us to practice tolerant and patient,
And let all that violence forge our mental strength to become as strong as
steel.
Without paying too much attention to what others are talking about or
thinking about.
Also it is appropriate, indeed it will be time for us to sue,
When unrighteousness is ignored and even justified.
Nevertheless,
We must know the limits,
And realize that our closest people can be threatened by self-idealism,
And let each be responsible for the karma of their own deeds.
Without the need to feel a role as a god of death, the taker of the lives
of that bad guys.
It's true, there are times when we feel hate and disappointed with
ourselves,
When we recognize our bad behavior when we introspect ourselves.
Nevertheless,
We must know the limits,
And realize that we do not have to be a dictator to ourselves,
And begin to present to ourselves as a compassionate figure,
Reaching out for us ourselves who are down,
While giving a warm smile to ourselves.
Really,
It is time for us to make friends with ourselves,
Trying to get closer to know ourselves,
And walking together in every joy and sorrow.
Really,
No better traveling companion than ourselves.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Ya, betul, kita berhak untuk
marah semarah-marahnya ketika dilukai dan disakiti tanpa diberi hak untuk
membela diri.
Namun,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari kapan waktunya
untuk berhenti,
Dan membiarkannya berlalu,
Tanpa perlu melekat dan
berlarut-larut.
Benar, kita memang tiba pada
waktunya untuk memberontak dan melakukan pembangkangan,
Ketika penjajahan pikiran
terjadi.
Meski demikian,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari kapan harus
meletakkan senjata,
Dan membiarkan perdamaian
menyingsing dan merekah penuh sinar.
Tanpa perlu merasa malu,
kecewa, ataupun putus asa.
Sungguh, memang ada saatnya
bagi kita untuk bersuara dan melawan,
Ketika berbagai fitnah dan
penindasan kian membabi-buta kita alami.
Meski begitu,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari kapan harus
kembali berdiam dan menutup mulut kita rapat-rapat,
Dan membiarkan kesadaran masing-masing
pihak untuk angkat bicara.
Tanpa perlu merasa
bertanggung jawab menjadi seorang hakim atau jaksa penuntut.
Memang betul, memang ada
waktunya bagi kita untuk bangkit dari duduk dan beranjak pergi,
Ketika kita tidak dapat
bertumbuh secara optimal dan tanpa perlakuan yang manusiawi.
Meski demikian,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari saatnya bagi
kita untuk berlatih berlapang dada,
Dan membiarkan semua
kekerasan itu menempa kekuatan mental kita untuk menjadi sekuat baja.
Tanpa perlu menghiraukan
terlampau banyak apa yang dibicarakan ataupun dipikirkan oleh orang lain.
Juga adalah tepat, memang
akan tiba saatnya bagi kita untuk menggugat,
Ketika ketidakbenaran
didiamkan dan bahkan dibenarkan.
Meski demikian,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari bahwa orang-orang
terdekat kita bisa terancam akibat idealisme diri,
Dan membiarkan masing-masing bertanggung
jawab atas karma perbuatan mereka sendiri.
Tanpa perlu merasa berperan
sebagai seoang dewa kematian pencabut nyawa orang-orang jahat.
Memang benar, memang ada
saatnya kita merasa benci dan kecewa terhadap diri kita sendiri,
Ketika kita menyadari
kelakuan buruk kita saat berintrospeksi diri.
Meski demikian,
Kita harus tahu batasannya,
Dan menyadari bahwa kita
tidak perlu menjadi seorang diktator bagi diri kita sendiri,
Dan mulai hadir bagi diri
kita sendiri sebagai sosok yang penuh welas asih,
Mengulurkan tangan bagi kita
diri sendiri yang sedang terpuruk,
Sembari memberikan seulas
senyum hangat kepada diri kita sendiri.
Sungguh,
Sudah saatnya kita menjalin
persahabatan dengan diri kita sendiri,
Berusaha untuk lebih dekat
mengenalnya,
Dan saling berjalan bersama
di setiap suka dan duka.
Sungguh,
Tiada teman seperjalanan yang
lebih baik ketimbang diri kita sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.