JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Conquer the World Vs. Conquer Ourselves

When about conquering others, as well as to subdue the colonial peoples,
A general have a compulsion to be sadistic, harsh, cruel,
And if need be cunning and inhuman,
Blood thirst.
Meanwhile,
When we want to conquer the defilements of ourselves,
It is only through practice how to exercise self-control,
Compassion,
Be honest with ourselves,
Perseverance,
Patience,
And tranquility.
A general who conquered the three continents,
Not necessarily able to conquer himself.
Instead he became a slave of greed inner self.
A world conqueror though,
Remained subdued before the God of death.
When the God of death,
All the pride and arrogant nature,
Instantly silence,
And just be able bend the knees without power when a god of death take his life.
All vanity loss and fading,
And one by one the heroes who feel great and strong will fall,
Does not move at all in the presence of the god of death.
While for those someone who has completely eroded the defilements,
Achieving the level of Arahanthood,
Has conquered himself,
No longer be the subject whom is controlled god of life and the god of death.
No longer be mocked by the cycle of the wheel of life, or the game of life and death.
No longer are born in any womb.
Fully become the master of himself.
There is no longer a supernatural control over the presence of the Arahat.
Even the king of the gods and the universe bows and offerings on the Arahat.
There is no conquest capable of exceeding the achievement of conquering oneself.
Conquests the outside world creates anger, hatred, resentment, hostility, and the seeds of new bad karma.
Conquests of the defilements itself, carrying a lamp to life, peace, shelter, and a source of inspiration for the universe.
When someone conquering another human being,
Universe of grief and mourning.
When someone conquer himself,
Universe radiant and glowing full of color.
Conquests the outside world,
Create terror, fear, horror, and leaving only a dark black color.
Conquests of self,
Creating enlightenment, happiness, fulfillment, and pass on nobility practice self-training exercises,
Peace for the creatures of the universe and its inhabitants.
Caring for life, it means taking care of God.
Destroying life is tantamount outraged the God.
Conquering yourself is the highest form of respect to God and the universe,
Because he / she will no longer be able do evil or harm other creatures.
Conquering others gave birth to the desire of revenge.
While conquering ourselves, gave birth to understanding and self-liberation,
The world also participated rejoice.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika hendak menaklukkan orang lain maupun bangsa penjajah,
Seorang jenderal memiliki keharusan bersikap sadis, keras, bengis,
Dan jika perlu bersikap licik dan tidak manusiawi,
Haus darah.
Sementara itu,
Ketika kita hendak menaklukkan kekotoran batin diri kita sendiri,
Hanyalah lewat cara praktik latihan pengendalian diri,
Sikap welas asih,
Bersikap jujur terhadap diri sendiri,
Ketekunan,
Kesabaran,
Dan ketenangan.
Seorang jenderal yang berhasil menaklukkan tiga benua,
Belum tentu mampu menaklukkan dirinya sendiri.
Justru dirinya menjadi budak dari ketamakan batin dirinya sendiri.
Seorang penakluk dunia sekalipun,
Tetap takluk di hadapan raja kematian.
Ketika raja kematian,
Segala keangkuhan dan sifat congkak,
Seketika bungkam,
Dan hanya dapat bertekuk lutut tanpa daya ketika dewa kematian mencabut nyawanya.
Segala kesombongan tanggal,
Dan satu per satu para jagoan yang merasa hebat dan kuat akan tumbang,
Sama sekali tidak berkutik di hadapan sang raja kematian.
Sementara bagi seseorang yang telah mengikis habis kekotoran batinnya,
Mencapai tataran tingkat kesucian Arahat,
Telah berhasil menaklukkan dirinya sendiri,
Tidak lagi menjadi subjek yang dikendalikan dewa kehidupan maupun dewa kematian.
Tidak lagi dipermainkan oleh siklus roda kehidupan, atapun permainan hidup dan mati.
Tidak lagi terlahir dalam rahim manapun.
Sepenuhnya menjadi tuan atas dirinya sendiri.
Tiada lagi sosok adikodrati yang memegang kendali atas keberadaan sang Arahat.
Bahkan raja para dewa dan alam semesta membungkuk memberi hormat dan persembahan pada sang Arahat.
Tiada penaklukkan yang mampu melebihi pencapaian menaklukkan diri sendiri.
Penaklukkan terhadap dunia luar menciptakan kemarahan, kebencian, dendam, permusuhan, dan benih karma buruk baru.
Penaklukkan terhadap kekotoran batin diri sendiri membawa pelita bagi kehidupan, kedamaian, keteduhan, dan sumber inspirasi bagi semesta.
Ketika seseorang menaklukkan manusia lain,
Semesta bersedih dan berduka.
Ketika seseorang menaklukkan dirinya sendiri,
Semesta berseri dan bercahaya penuh warna.
Penaklukkan terhadap dunia luar,
Menciptakan teror, ketakutan, kengerian, dan menyisakan warna gelap yang kelam.
Penaklukkan terhadap diri sendiri,
Menciptakan pencerahan, kebahagiaan, keterpenuhan, dan mewariskan keluhuran praktik latihan pelatihan diri,
Kedamaian bagi semesta dan para makhluk penghuninya.
Merawat kehidupan sama artinya merawat Tuhan.
Menghancurkan kehidupan sama artinya menistakan Tuhan.
Menaklukkan diri sendiri adalah wujud penghormatan tertinggi terhadap Tuhan dan semesta,
Karena dirinya tidak akan lagi dapat berbuat jahat ataupun menyakiti makhluk lainnya.
Menaklukkan orang lain melahirkan keinginan pembalasan dendam.
Sementara menaklukkan diri sendiri melahirkan pengertian dan pembebasan diri,
Dunia pun turut bersuka cita.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.