THE FEAR OF KARMA

When the good karma fruition, we feel the sweetness of the world.
When the good karma ripe, we are filled with joy and bells-whistles.
Dissolve and drowned in arrogance and pomposity.
Look at life with one eye closed.
Constantly cultivate bad deeds without any obstacles.
Good karma fruition backfire that make us not able to be aware of our own actions.
Fruit of good karma helps us in every action, not least when doing evil deeds.
We think that saving of the good karma that will not run at a time to be an end.
Delighted in every action without realizing various bad karma being planted to arrive in time to reap.
When the good karma thinned, sunlight fade away.
Light switch darkness.
We begin to realize and feel the bitterness of life.
Bitter and terrible bad karma fruitful.
When changes occur, run out of good karma, changed by variety of bad karma fruit to be plucked, a hell on earth.
When the bad karma coming to fruition, live like thorns.
When the bad karma matures, we screamed and cursed life.
Moaning, crying, sobbing, screaming.
Expect help.
Stating that life is not fair.
Living in fear like an endless nightmare.
A barrage.
Cursed life, cursing, blaspheming the law of karma.
Teardrop all of human civilization is incalculable amount, as much water in the three oceans.
Caught in the fruit which we planted by ourself.
Regretting life will mean nothing, it's too late already.
Whatever a man sows, so shall you reap.
Good planting, reaping good.Sow evil, infamy fruition will be.
This is the game of life.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika karma baik berbuah, kita merasakan manisnya dunia.
Ketika karma baik matang, kita diliputi kegembiraan dan gegap-gempita.
Larut serta tenggelam dalam kearoganan dan keangkuhan.
Memandang kehidupan dengan sebelah mata.
Terus-menerus memupuk perbuatan buruk tanpa hambatan.
Karma baik yang berbuah menjadi bumerang yang membuat kita tidak mampu mewaspadai perbuatan kita sendiri.
Buah karma baik membantu kita dalam setiap tindakan, tidak terkecuali disaat sedang melakukan perbuatan jahat.
Kita berpikir bahwa tabungan karma baik itu tidak akan habis pada suatu waktu.
Gembira dalam setiap tindakan tanpa menyadari berbagai karma buruk sedang ditanam hingga tiba pada waktunya menuai.
Ketika karma baik menipis, sinar mentari memudar.
Cahaya berganti kegelapan.
Kita mulai menyadari dan merasakan pahitnya hidup.
Getir dan mengerikannya karma buruk yang berbuah.
Ketika perubahan terjadi, karma baik yang habis, berganti berbagai buah karma buruk untuk dipetik, sebuah neraka dunia.
Ketika karma buruk mulai berbuah, hidup bagai duri yang menusuk.
Ketika karma buruk matang, kita memekik dan mengutuk kehidupan.
Merana, menangis, terisak, menjerit.
Mengharap pertolongan.
Menyatakan bahwa hidup tidak adil.
Hidup dalam ketakutan seperti mimpi buruk tak berkesudahan.
Bertubi-tubi.
Menyumpahi hidup, mengutuk, menghujat hukum karma.
Tetesan air mata sepanjang peradaban umat manusia tak terhitung lagi jumlahnya, sebanyak air dalam tiga samudera.
Terperangkap dalam buah yang kita tanam sendiri.
Menyesali hidup takkan ada artinya, sudah terlambat sudah.
Apa yang ditabur, itulah yang akan dituai.
Siapa yang menanam, ia yang akan memetiknya.
Menanam yang baik, menuai yang baik.
Menabur keburukan, berbuah keburukan.
Inilah permainan kehidupan.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.