(DROP DOWN MENU)

The Profiteers

Some people are busy collecting wealth without ever knowing enough,
Some people are busy mating and giving birth tso many children,
There are people who are busy stealing the rights of others and hurt a lot of people without guilt,
There are also people who are busy pursuing a degree and a mark of respect, as if they did not exist without the recognition of others.
Similarly, there are those who pursue human achievement into the most intelligent in the world,
Being a record breaker, food eater most in the world,
But why is our motivation to pursue everything that is not eternal,
Not on par with the seriousness ourselves to strive to erode the defilement of our own?
Whether we were underestimating our own ignorance,
Assume ourselves have sacred and guaranteed to go to heaven?
Even many people who claim religious and diligent worship,
Steal and kill those with different beliefs to himself,
And seek justification bad deed of himself by the name of religion,
Profiteer name of the Lord,
As if God willed the bloodshed.
Human becomes sacred not because ritual,
But through practice exercises in eroding our own defilements,
Not be the killer creatures that hunt down and make them with different beliefs as a target trait self savagery.
Is really worrying people whom are in need of other human beings with different beliefs to be killed and wounded.
Without people of different beliefs,
As if their lives meaningless because there is no other purpose in life other than hunting and cutting the throat of humans with different beliefs.
Is that what achievement really needed by the Lord?
The more cutting the throat of different beliefs,
The more fairies in heaven waiting for marriage.
Even a little child will not be deceived by such stupid fairy tale,
But many adult humans who are so tempted by such a silly fairy tale.
Making people with different beliefs as an obsession,
As the target prey to be sacrificed with pride.
Someone pursue themselves to be high jump athletes,
Will train with certainty athletic sports performance enhancement.
But what is the link between the murder of people with different beliefs to the achievement go to heaven?
No matter how much we hold a ritual to worship the sun or moon,
Convinced that that sun, which rotates around the earth,
Praise or worship in the hopes he would be closer to the moon,
Will not change under any circumstances.
The moon remained in place,
And the sun still spinning on its own axis,
And the earth still rotates toward the sun.
As sure as any of us,
Whatever we may diligently perform the ritual,
Fooled ourselves have guaranteed access to land in paradise,
It does not cover the facts have so many dirty deeds done during the life as a human.
Believing or not believing moon in the sky,
Adored or despised the sun,
The moon remain in place,
And the sun is not reduced or increased at all.
I chose to go to hell,
When heaven contains people who are diligent worship but rotten in everyday life.
Instead of hanging out with the hypocrites,
It would be more peaceful it a living hell which inhabited by victims of the hypocrites in heaven.
Perhaps the term of heaven and hell, needs to be rewritten.
No matter whether it is heaven or hell,
But all of that is very dependent on the attitudes of the occupants.
Heaven does not offer peace to live because it is full of explosions and bloodshed,
Not heaven that truly assume and think it is.
Maybe,
Hell is a more peaceful place for those who put forward ratios and reason conscience of humanity as a major religion held by him,
Not being fools are ingested by other human speech profiteer God's name or label his teachings as the word of God.
God does not need any prophet.
God is Almighty.
Stating that God requires or even relying on the figure of a prophet,
Tantamount to insult the greatness of God.
God never liked the profiteers name of God,
Especially profiteer or felt more know than God himself.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ada orang yang sibuk mengumpulkan harta kekayaan tanpa pernah mengenal kata cukup,
Ada orang yang sibuk kawin dan melahirkan banyak anak,
Ada orang yang sibuk mencuri hak orang lain dan menyakiti banyak orang tanpa memiliki rasa bersalah,
Ada juga orang yang sibuk mengejar gelar dan tanda penghormatan, seakan dirinya tidak eksis tanpa pengakuan dari orang lain.
Begitupula, ada pula orang yang mengejar prestasi menjadi manusia paling cerdas di dunia,
Menjadi orang pemecah rekor pemakan makanan paling banyak di dunia,
Namun mengapa motivasi kita untuk mengejar segala sesuatu yang tidak kekal itu,
Tidak setara dengan keseriusan diri kita untuk berjuang mengikis kekotoran batin kita sendiri?
Apakah kita sedang memandang remeh kebodohan batin kita sendiri,
Berasumsi diri kita telah suci dan terjamin masuk surga?
Bahkan banyak manusia yang mengaku beragama dan rajin beribadah,
Mencuri dan membunuh mereka yang berbeda keyakinan dengan dirinya,
Dan mencari justifikasi perbuatan buruknya dengan mengatasnamakan agama,
Mencatut nama Tuhan,
Seakan Tuhan yang menghendaki pertumpahan darah itu.
Manusia menjadi suci bukan karena ritual,
Namun lewat praktik latihan diri dalam mengikis kekotoran batin kita sendiri,
Bukan menjadi makhluk pembunuh yang memburu dan menjadikan mereka yang berbeda keyakinan sebagai sasaran sifat kebiadaban diri.
Adalah sungguh memprihatikan orang-orang yang membutuhkan manusia lain yang berbeda keyakinan untuk dibunuh dan disakiti.
Tanpa ada orang yang berbeda keyakinan,
Seakan hidup mereka tiada arti karena tiada tujuan lain dalam hidupnya selain memburu dan memotong leher para manusia yang berbeda keyakinan.
Itukah prestasi yang benar-benar dibutuhkan Tuhan?
Semakin banyak memotong leher yang berbeda keyakinan,
Semakin banyak bidadari di surga menunggu.
Bahkan seorang anak kecil pun takkan tertipu oleh dongeng bodoh demikian,
Namun banyak manusia dewasa yang begitu tergiur oleh dongeng konyol demikian.
Menjadikan orang-orang yang berbeda keyakinan sebagai obsesi,
Sebagai target mangsa untuk dikorbankan dengan penuh kebanggaan.
Seseorang mengejar pencapaian diri untuk menjadi atlet lompat tinggi,
Akan berlatih atletik dengan kepastian peningkatan performa olahraga.
Namun apa hubungannya antara pembunuhan terhadap orang yang berbeda keyakinan dengan pencapaian masuk surga?
Sebanyak apapun kita mengadakan ritual menyembah matahari atau bulan,
Meyakini bahwa matahari itulah yang mengelilingi bumi,
Atau memuja-muji bulan dengan harapan dirinya akan lebih dekat dengan bulan,
Tidak akan mengubah keadaan apapun.
Bulan itu tetap berada di tempatnya,
Dan matahari tetap berputar pada porosnya sendiri,
Dan bumi tetap berotasi terhadap matahari.
Seyakin apapun diri kita,
Serajin apapun diri kita melakukan ritual,
Terkecoh diri kita telah terjamin mendapat tanah di surga,
Tidak menutupi fakta telah demikian banyaknya perbuatan kotor dilakukan selama masa hidup sebagai manusia.
Meyakini atau tidak meyakini bulan di langit,
Dipuja atau dihinanya matahari,
Bulan itu tetap ada pada tempatnya,
Dan matahari tidak berkurang atau bertambah sedikitpun.
Saya memilih untuk masuk neraka,
Bila surga berisi orang-orang yang rajin beribadah namun busuk dalam keseharian hidupnya.
Daripada berkumpul dengan orang-orang munafik,
Alangkah lebih damainya hidup di neraka yang dihuni para korban para munafik di surga.
Mungkin istilah surga dan neraka, perlu ditulis ulang.
Tidak penting apakah itu surga atau neraka,
Namun semua itu sangat bergantung pada sikap-sikap para penghuninya.
Surga yang tidak menawarkan kedamaian hidup karena penuh dengan ledakan dan pertumpahan darah,
Bukanlah surga yang benar-benar kita asumsikan dan bayangkan selama ini.
Mungkin,
Neraka adalah tempat yang lebih damai bagi mereka yang mengedepankan rasio dan nalar sanubari kemanusiaan sebagai agama utama yang dipegang oleh dirinya,
Bukan menjadi orang bodoh yang termakan oleh ucapan manusia lain yang mencatut nama Tuhan atau melabeli ajarannya sebagai perkataan Tuhan.
Tuhan tidak pernah butuh seorang nabi.
Tuhan adalah Maha Kuasa.
Menyatakan bahwa Tuhan membutuhkan atau bahkan bergantung pada sosok seorang nabi,
Sama artinya menghina kebesaran Tuhan.
Tuhan tidak pernah suka para pencatut nama,
Terlebih mencatut atau merasa lebih tahu dari Tuhan itu sendiri.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.